
Ilustrasi: game pada Android. Kiri: One for Eleven (sumber: koleksi pribadi), tengah: OnionKnight (sumber: koleksi pribadi), kanan: Clash of Clans (sumber: http://cocland.com/tutorials/create-clash-clans-private-server)
Siapa tak suka bermain game? Saya pikir, hampir semua orang suka bermain game. Mulai dari permainan di Play Station, komputer, smartphone, atau bahkan di handphone yang belum termasuk golongan smartphone. Mulai dari sekedar bermain untuk mengisi waktu luang hingga bermain untuk tujuan yang lebih “keren”—menjadi gamer profesional. Saya juga suka bermain game, meski hanya ada beberapa game-game ringan saja yang biasa saya mainkan di PC atau di smartphone.
Bicara soal game, ternyata bukan hanya bermain game saja yang asyik, tapi menerjemahkan transkrip game juga tak kalah asyik. Pertama kalinya saya bersentuhan dengan penerjemahan transkrip game adalah 2 tahun lalu. Sebenarnya itu adalah project yang sedikit “melenceng” dari rencana saya. Karena sebelum project itu turun, sebenarnya saya melamar pada sebuah agensi penerjemahan untuk posisi penerjemah UI aplikasi utility komputer.
Oke, kembali pada asyiknya menerjemahkan transkrip game. Game pertama yang saya terjemahkan kebetulan adalah game ber-genre RPG untuk Android. Sebagai job pertama, apalagi dengan word count cukup banyak untuk ukuran 100% pemula, hal tersebut sangatlah mendebarkan. Bukan hanya soal ketakutan apakah bisa selesai sebelum deadline atau tidak, tetapi juga ada banyak sekali hal yang sama sekali masih terlampau baru untuk saya. Ada banyak permintaan dan ketentuan dari klien. Sebut saja nama item dan skill (jurus). Klien—melalui agensi—meminta agar sebisa mungkin nama item dan skill dilokalkan. Tentu, entah itu pemula ataupun penerjemah senior, kalau sering berurusan dengan game tentu akan merasa lebih sreg jika nama item dan skill tetap dalam versi aslinya.
Maka sayapun merasa sangat tertantang. Bagaimana kata “rune” harus saya terjemahkan, apalagi jika jumlah karakternya dibatasi? Bagaimana saya menerjemahkan “Alignment Dungeon”? Bagaimana saya menemukan nuansa percakapan yang pas antara 2 hero yang tengah saling berhadapan di medan pertempuran agar terjemahan tidak hilang feel-nya? Dan seterusnya.
Sebagai seorang pemula, hal-hal baru semacam itu benar-benar cukup membuat saya panas-dingin. Untung saja, hingga akhir proses penerjemahan bahkan sampai proses review, saya tidak terlalu banyak mendapatkan komplain. Sungguh sebuah keberuntungan!
Lalu, sebenarnya bagaimana saya bisa melewati tantangan hari pertama saya di dunia penerjemahan tersebut? Read More