Rune items. Sumber: https://forum.treeofsavior.com/t/ktos-general-thread-keep-all-in-game-discussion-here/125464/2047

Rune items. Sumber: https://forum.treeofsavior.com/t/ktos-general-thread-keep-all-in-game-discussion-here/125464/2047

Menyambung sekelumit cerita sebelumnya ….

Game, entah dalam kadar berapa persen adalah representasi dari imajinasi sang pembuatnya. Maka tidak seperti novel misalnya (kecuali novel fiksi ilmiah mungkin), penerjemahan transkrip game memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Entah itu game PC, entah itu game untuk perangkat bergerak (mobile devices). Contohnya saja adalah menerjemahkan nama item dan skill yang hampir merupakan “rutinitas” tak terpisahkan dari proyek penerjemahan game. Bagi para penikmat game, nama item dan skill tentu lebih asyik jika keduanya tetap dalam bahasa aslinya. Selain karena sudah lazim didengar, juga tampak “sakti”.

Namun bagi para penerjemah, apalagi bagi saya yang masih tergolong pendatang baru, menerjemahkan game—atau lebih pas disebut pelokalan game (game localization)—kadang menimbulkan dilema.

Dipaksa menerjemahkan item dan skill

Lagi-lagi item dan skill. Dan bagi saya pribadi, ini “masalah” yang utama.

Pada beberapa proyek penerjemahan game yang pernah saya lakukan, selalu ada 2 pilihan: menerjemahkan item dan skill, atau membiarkannya tetap dalam bahasa sumber. Pilihan kedua selalu menjadi favorit saya dan mungkin juga menjadi favorit bagi kebanyakan penerjemah. Alasannya sederhana: nama item dan skill sudah lazim didengar seperti apa adanya. Misalnya, ketika kita bicara soal gems, potion of heal, critical attack, dst. Bagi para penikmat game, istilah-istilah itu tentu akan lebih dikenal dalam bentuk aslinya (seperti apa adanya) ketimbang sebagai permata, ramuan penyembuh, serangan maut, dst. Karenanya, nama item dan skill yang diterjemahkan terkadang membikin aneh nuansa permainan.
Selain sudah lazim didengar dan dikenal, nama item dan skill terkadang begitu sulit dicarikan padanan kata yang tepat. Ambil contoh kata rune yang secara harfiah berarti huruf kuno seperti pada bahasa Jermanik (lihat Wikipedia). Secara konteks, item rune kadang berbentuk lempengan batu dengan huruf atau simbol magis di atasnya, sekadar batu kristal berwarna-warni, atau bentuk lain yang memiliki fungsi menambah kekuatan tertentu pada hero dalam game. Jika hendak dipaksakan, rune bisa saja diterjemahkan misalnya menjadi batu jimat, lempeng magis, dst. Tinggal lihat bentuk / penampakannya dan deskripsinya bila ada.

Salah satu penggambaran item “rune” dalam DOTA 2. Lihat sumber.

Pada game DOTA 2, rune dideskripsikan sebagai: special booster that spawn on the game map. Lihat juga penampakan rune versi Tree of Savior di sini, rune versi League of Legends di sini, rune versi World of Warcraft di sini, dan rune versi RuneScape di sini.

Jumlah karakter yang dibatasi

Selain item dan skill minta diterjemahkan, kadang saya juga dibatasi oleh jumlah karakter. Bagaimana mungkin kata sumber yang terdiri dari 5 huruf saja harus disingkat jika dalam bahasa target kata tersebut terdiri dari 9 huruf? Bagaimana jika kalimat sumber (berupa paragraf misalnya) terdiri atas 195 karakter, sementara hasil terjemahannya “membengkak” menjadi 245 karakter?

Jawabannya mudah saja: cari padanan kata yang lebih singkat atau gunakan singkatan jika memungkinkan.

Mencari padanan kata yang lebih singkat, misalnya: gagasan (7 karakter) diganti dengan ide (3 karakter), kesempatan (10 karakter) diganti dengan peluang (7 karakter), dst. Tentu, harus tetap melihat konteksnya. Siapa tahu, padanan kata yang lebih singkat justru kurang sedap untuk dibaca / dilafalkan / didengar.

Menggunakan singkatan, contohnya yang disingkat menjadi yg, sedang disingkat menjadi sdg, dengan disingkat menjadi dgn, dst. Ingat, ini bicara dalam konteks penerjemahan game yang biasanya jauh lebih fleksibel. Jika yang sedang diterjemahkan adalah dokumen resmi, teks bisnis, manual book, dan teks legal, maka penggunaan singkatan sangat tidak disarankan.

Tidak ada penjelasan memadai

Penjelasan yang kurang memadai biasanya dijumpai pada proses penerjemahan item, skill, dan juga karakter tertentu. Misalnya nama karakter Skeleton Maceman: bagaimana rupa aslinya? Apa senjata utamanya? Dst.

Salah satu jalan yang biasanya saya lakukan adalah memainkan game yang bersangkutan (jika tersedia versi trial-nya). Sembari memainkan game tersebut, saya akan mencari item atau skill atau karakter yang dimaksud. Jika ternyata tidak ada versi trial yang bisa saya mainkan, maka saya akan minta penjelasan dan screenshot pada agensi. Jika agensi juga tidak memiliki akses ke game yang dimaksud, maka tunggu saja agensi mengontak klien untuk medapatkan penjelasan. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi salah menerjemahkan. Karena seringkali, antara nama dan bayangan saya akan karakter tertentu begitu berseberangan. Bisa jadi, setelah dilihat, karkater Skeleton Maceman bukanlah manusia tengkorak dengan senjata berupa gada. Bisa jadi ia berwujud kurcaci yang membawa kunci inggris raksasa sebagai alat pukulnya. Atau Bone Gate. Bisa jadi bentuknya memang gerbang berhiaskan tengkorak dan tulang-belulang, bisa jadi sebuah portal, atau bentuk lainnya.

Kalau saya masih bingung? Tinggal tanya mentor atau minta bantuan di milis 🙂

Menjelajahi forum

Satu lagi. Jika terjadi kebingungan dan belum mendapat penjelasan dari klien, maka saya akan mencari jawaban di forum atau halaman wiki game yang sejenis. Misalnya istilah healer. Istilah ini bisa ditemukan di beberapa game seperti DOTA. Maka terjemahan kata healer di game DOTA bisa dijadikan acuan. Setidaknya untuk sementara waktu sambil menunggu jawaban dari klien. Jika di beberapa game ternama sebuah istilah ternyata tidak diterjemahkan, maka coba ajukan opsi untuk tidak menerjemahkan istilah tersebut pada klien.

2 thoughts on “Kendala Dalam Penerjemahan Game

  1. Terima kasih Mas Khadis. Artikelnya sangat bermanfaat. Saya Ma’ruf, mahasiswa semester 8 dari Malang, yang kebetulan sudah hampir 1 tahu ini kerja freelance ikut beberapa agensi kecil di Malang dan Surabaya. Saya sekarang sedang fokus skripsi tentang “penerjemahan beranotasi cerita hero Dota 2.” Jika mas berkenan, saya benar-benar ingin berguru kepada mas Khadis yang telah melanglang buana di dunia penerjemahan game, khususnya dalam penerjemahan cerita hero Dota 2 yang sedang saya kerjakan. 😀
    Btw, aya akhirnya terdampar di artikelnya mas dini hari seperti ini gara-gara lagi bingung nyari padanan kata “one-man army” yang sampai sekarang pun masih belum ketemu hehehe

    • Halo Mas Ma’ruf, salam kenal. Terima kasih telah mampir di sini.
      Wah, dengan pengalaman bareng agensi langsung, pasti buanyak sekali ilmu yang telah diperoleh. Plus, menjadi penerjemah untuk Dota, wah saya tidak terbayang soal “gengsi” dan “rupiah”-nya hehe….
      Kalau soal “berguru”, saya rasa saya belum pantas menjadi guru. Soalnya saya sendiri juga masih di bawah bimbingan penerjemah lain. Saya masih sering bolak-balik konsultasi dengan beberapa penerjemah kalau sudah kepepet 😀
      Kalau game, memang banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menerjemahkan karakter, item, dan skill. Iya, kan? Mungkin akan lebih enak kalau klien memberi akses ke “pintu belakang” permainan atau halaman wiki tentang game ybs. “One-man army” bisa benar-benar “tentara/prajurit/petarung tunggal”, atau bisa jadi sama sekali berbeda, tergantung deskripsi karakter ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.