Cara Agar Cepat Direkrut Agensi Asing (Bag. 1)

Saya akan mengambil opening yang sama dengan apa yang dituliskan oleh Pak Ade Indarta (penerjemah senior HPI) di blog beliau, yaitu mengutip sebuah pertanyaan yang berbunyi: “Saya seorang pemula dalam dunia penerjemahan. Apakah karena saya seorang pemula saya harus menunggu lama untuk dapat proyek?”

Pertanyaan yang pernah dilempar di milis Bahtera ini juga pernah saya lempar ke mentor saya, sekitar 3 tahun yang lalu karena saya sudah bidding sana bidding sini tapi belum ada yang mau menggunakan jasa terjemahan saya. Tentu, jawaban mentor saya saat itu berbunyi: “kalau cuma menunggu, bisa selamanya kamu akan menunggu”.

Dan cita-cita saya saat itu adalah segera dipekerjakan oleh agensi asing. Selain bergengsi, nilai eksposurnya tinggi, tentu bayaran yang akan diterima juga bisa bikin senyum-senyum sendiri, kegirangan. Dengan catatan, word count-nya banyak dan harganya cocok 🙂

Maka, jika hanya dengan menunggu saya bisa menghabiskan waktu seumur hidup untuk dapat job, apa yang sebaiknya saya lakukan? Read More

Tool dan Layanan untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Penerjemahan

Pekerjaan menerjemahkan bukanlah melulu soal mengalihbahasakan sebuah dokumen dari bahasa satu ke bahasa lainnya. Ada beberapa proses yang terlibat dalam proses penerjemahan, yang kalau boleh saya klasifikasikan (secara pribadi) terdiri atas proses internal dan eksternal.

Proses internal yang saya maksud adalah proses berpikir, mengolah kata, mencari referensi, dan menuangkan bahasa sumber ke bahasa target. Atau dengan kalimat lain, saya artikan kalau proses ini adalah proses yang terjadi saat seorang penerjemah sedang menerjemahkan. Sementara proses eksternal di antaranya adalah promosi diri, melamar ke agensi, menjalin hubungan baru dengan orang-orang baru, berlatih skill baru, dll. Karena sejatinya dua kategori proses ini berjalan saling beriringan, maka seorang penerjemah juga harus dibekali alat atau tool yang bisa menjaga atau malah sebisa mungkin mendongkrak produktivitasnya dalam beraktivitas.

Berikut adalah beberapa tool dan layanan di luar CAT tools dan QA tools yang saya gunakan untuk mengakomodasi “proses internal” dan “proses eksternal” sehari-hari saya: Read More

Sumber Bacaan Bermanfaat

Semakin saya menyelam ke dalam samudera profesi penerjemahan, semakin banyak hal yang harus dipelajari. Ada begitu banyak hal baru setiap harinya. Dan karena profesi di bidang penerjemahan adalah profesi yang senantiasa “berkembang”, maka saya juga secara otomatis dituntut untuk selalu memperbaharui diri, belajar hal-hal di luar bidang keilmuan yang saya gemari dan saya kuasai, beradaptasi dengan informasi serta teknologi baru, dan lain sebagainya. Terlebih karena saya adalah seorang freelancer. Begitu banyak peluang yang sejatinya berseliweran di hadapan saya. Jadi, jika saya tidak belajar hal-hal baru, maka saya akan kehilangan banyak peluang.

Untunglah, kini informasi dan materi “belajar” hanya sejangkauan jari mengetik. Untuk beberapa hal, saya bahkan tidak perlu mengambil kelas khusus supaya mendapat ilmu tertentu, terutama yang sifatnya praktikal. Misalnya saja soal cara meningkatkan produktivitas diri, trik menjaring lebih banyak klien, dsb. Ilmu-ilmu semacam ini begitu bertebaran di internet dan benar-benar one click away!

Menyambangi blog para penerjemah senior adalah salah satu contoh kegiatan saya untuk memperkaya wawasan. Dengan membaca tulisan para penerjemah yang lebih dulu terjun di industri penerjemahan, saya jadi bisa mengambil pelajaran sama seperti saat saya mengobrol langsung dengan mentor saya—1 mentor nyatanya tidak selamanya cukup, lho!

Beberapa blog yang sering saya kunjungi di antaranya blog-nya Mbak Dina Begum. Yang menarik di blognya adalah beliau juga “mengumpulkan” link alias tautan ke blog para penerjemah dan editor senior yang bisa dilihat di sini. Dan selain blog-nya Mbak Dina Begum, saya juga sering menyambangi blog-nya Mbak Femmy Syahrani.

Di luar blog para penerjemah lokal, saya juga cukup sering mengunjungi beberapa situs dari luar negeri, di antaranya:

  1. scoop.it. Banyak resources dan artikel menarik di situs yang satu ini. Tips, trik, dan beragam ulasan seputar dunia penerjemahan tersaji hampir tiap minggu.
  2. theopenmic.co. Di sini, para penerjemah dengan berbagai latar belakang dan spesialisasi berkumpul membagikan pengalaman mereka selama menjadi penerjemah. Saya sangat senang membaca artikel-artikel di sini. Kebanyakan memang artikel-artikel pendek, cukup 2-5 menit untuk membacanya, namun isinya sangat menggugah dan menginspirasi.
  3. oneskyapp. Situs yang satu ini memang lebih banyak mengupas soal pelokalan mobile game (Android, iOS). Dan karena saya sering bersentuhan dengan pelokalan game dan aplikasi mobile, maka situs yang satu ini juga menjadi salah satu situs favorit yang rutin saya kunjungi meski belakangan konten situs ini tampak jarang di-update.

Di luar ketiga situs di atas, tentu masih ada banyak sekali sumber referensi tentang “kegiatan” penerjemahan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Adakah situs serupa yang menjadi favorit Anda? Silakan tinggalkan di kolom komentar 🙂

From Zero to Zero until Be a Hero

Menyambung tulisan sebelumnya….

Bekal tambahan

Tak jarang, sebagai penerjemah lepas saya lebih banyak menganggur ketimbang benar-benar full dengan job-job penerjemahan sepanjang pekan. Waktu-waktu “luang” tersebut jika tidak dimanfaatkan dengan benar bisa menjadi bumerang, bom waktu, atau apapun istilahnya.

Terkadang, setelah semingguan mengerjakan 1-2 proyek penerjemahan, hati rasanya ingin berlibur, jalan-jalan, atau sekedar tidur seharian. Apalagi jika baru saja merampungkan sebuah proyek yang lumayan menguras tenaga dan pikiran atau baru saja melewati fase review yang alot 🙂

Waktu jeda menunggu proyek berikutnya kadang menjadi “zona nyaman” tersendiri, yang jika tidak disikapi dengan bijak bisa menjadikan saya merasa malas dan tidak produktif. Maka dari itu, sembari menunggu job berikutnya, biasanya saya “memancing” diri saya sendiri untuk terus aktif.

  1. Membaca. Membaca majalah, membaca jurnal online, membaca apa saja—termasuk membaca diary para penerjemah senior. Membaca adalah salah satu jalan untuk menambah dan memperbaharui wawasan yang memang wajib bagi seorang penerjemah. Tanpa banyak membaca, bisa-bisa saya ketinggalan banyak informasi. Padahal informasi itu sendiri adalah kunci untuk memasuki ruang-ruang (baca: peluang) baru. Artinya, dengan informasi yang saya miliki akan menjadikan saya cukup percaya diri ketika ada tawaran penerjemahan meski tidak ada background pendidikan di bidang tersebut. Misalnya (sekedar gambaran saja), dengan banyak membaca berita dan artikel otomotif, akan membuat saya cukup paham jika ada teks bidang otomotif meski latar belakang pendidikan saya bukan teknik otomotif.
  2. Menulis. Selain membaca, menulis juga perlu, terutama nge-blog. Karena dengan nge-blog, saya bisa menuangkan ide/gagasan saya, pemikiran dan pendapat saya, pengalaman saya, dan juga sebagai “bukti” apa yang menjadi perhatian saya selama ini (apa yang saya senangi).
  3. Voluntary translation. Banyak sekali proyek-proyek penerjemahan yang bersifat sukarela, tak berbayar, tak memiliki deadline, namun sangat bermanfaat untuk menambah pengalaman dan memberi nilai eksposur. Sebut saja menerjemahkan Wikipedia, menerjemahkan plug-in WordPress, menerjemahkan situs atau modul pendidikan yang tidak berbayar, menerjemahkan UI aplikasi gratisan ataupun open-source, dsb.
  4. Berburu agensi. Ada ribuan agensi dengan berbagai “kelas” memposting job di berbagai forum seperti Proz, translatorscafe, translation directory, dsb. Namun, adakalanya mereka memposting job yang tidak bisa saya tangani (bukan bidang yang saya kuasai). Tapi, itu tidak mengapa. Mereka kadang secara berkala atau bahkan secara terus-menerus membutuhkan penerjemah freelance Artinya, tinggal saya kunjungi situs mereka, cari informasi tentang bagaimana menghubungi mereka, kemudian kirim surat penawaran diri untuk menjadi freelancer mereka. Biasanya, entah sebulan atau dua bulan kemudian, ada 1 atau 2 agensi yang menghubungi saya untuk menindaklanjuti e-mail penawaran saya.
  5. Belajar bahasa asing. Konon, belajar bahasa asing memberi manfaat yang luar biasa terhadap perkembangan dan kesehatan otak. Di samping itu, bisa juga membuka peluang baru di karir penerjemahan, yaitu bertambahnya language pair yang bisa kita tambahkan dalam service list

Kira-kira, apa lagi yang bisa menjadi bekal nge-freelance?