Teknologi CAT Tool Murah (Bag. 1)

Pertama, kata “murah”—apalagi “gratis”—biasanya membawa dua hal: kualitas yang tidak terlalu tinggi, atau layanan yang terbatas. Pun demikian saat kita berbicara tentang teknologi CAT tools. Semakin tinggi harganya, semakin banyak pula fitur yang akan mempermudah pekerjaan kita. Tapi, CAT tool “murah” dan “gratis” pun tidak serta-merta berarti tidak layak pakai atau tidak bisa mendongkrak produktivitas. CAT tool “murah” hanya memiliki beberapa keterbatasan yang sejatinya bisa kita akali.

Di awal saya menggeluti dunia penerjemahan, selain kendala pengalaman yang belum terlalu banyak, dilema yang jelas saya hadapi adalah tingginya harga CAT tool “premium” di pasaran. Belum lagi biaya upgrade tahunan (atau tiap ada versi baru) yang juga tidak sedikit. Lalu, bagaimana solusinya?

Yang pasti, solusi murah adalah dengan menggunakan CAT tools gratisan. Tapi sekali lagi, “gratis” maupun “murah” di sini bukan berarti tidak layak pakai atau tidak bisa mendongkrak produktivitas. Bagaimana pun, CAT tools gratisan juga tetap dirancang untuk keperluan profesional.

Pada tulisan saya sebelumnya, saya sempat menyinggung soal OmegaT di sini. Nah, sekarang saya ingin melanjutkan tulisan tersebut dengan mengupas beberapa CAT tools lain yang bisa menekan modal dan pengeluaran kita sebagai penerjemah.

1. Wordfast for Ms. Word

Sesuai namanya, Wordfast for Ms. Word adalah add-on yang “ditanamkan” ke dalam Microsoft Word dan tentunya, digunakan untuk memproses dokumen berbasis Ms. Word. Karena berupa add-on, maka pada dasarnya kita bekerja secara langsung pada antarmuka Microsoft Word namun dengan isi dokumen telah tersegmentasi sedemikian rupa seperti ketika menggunakan stand-alone CAT tool pada umumnya.

Memang, karena ini khusus untuk Ms. Word, maka add-on yang satu ini tidak bisa kita gunakan untuk memproses dokumen maupun package dari aplikasi lain. Tapi, jika kita memang lebih sering atau hanya menerjemahkan dokumen dalam format Ms. Word, add-on dari Wordfast ini wajib dimiliki karena akan menekan biaya belanja CAT tool. Lumayan, kan?

Silakan unduh versi gratisnya di sini. Petunjuk instalasi telah disertakan. Atau silakan beli versi terbarunya di sini.

Wordfast for Word

Toolbar Wordfast for Word

Jika Wordfast for Word ini berhasil diinstal, toolbar baru akan muncul pada bagian title bar Ms. Word. Jika toolbar ini belum muncul, pastikan pada Ms. Word muncul menu baru yaitu Add-ins. Pada menu inilah submenu Wordfast berada. Tekan tombol kombinasi Ctrl + Alt + W untuk memunculkan toolbar Wordfast for Word ini.

Wordfast for Word

Selamat, Wordfast for Word sudah terinstal

Secara garis besar, untuk menggunakan Wordfast for Word ini, cukup buka dokumen yang hendak diterjemahkan. Tekan tombol kombinasi Alt + Down (panah ke bawah) pada keyboard. Biasanya akan muncul permintaan untuk mengubah mode tampilan ke Draft (View – Draft). Pilih “Yes”.

Wordfast for Word

Konfirmasi perubahan mode tampilan ruang kerja Ms. Word ke Draft view

Sebelum dokumen siap diterjemahkan, kita akan diminta memilih atau membuat TM baru. Silakan ikuti petunjuk yang selanjutnya muncul di layar.

Wordfast for Word

Belum ada TM yang dipilih

Wordfast for Word

Memilih atau membuat TM baru

Setelah memilih atau membuat TM baru, dokumen akan disajikan di layar dan tersegmentasi sedemikian rupa. Di bawah kalimat yang akan kita terjemahkan, muncul baris baru tempat kita menerjemahkan. Ketikkan terjemahan kita pada baris tersebut. Untuk berpindah ke segmen berikutnya, tekan Alt + Down lagi. Setelah semua segmen diterjemahkan, tekan Alt + End. Untuk mendapatkan dokumen akhir (teks target), tekan Shift + Ctrl + Q.

Berkah Penerjemahan Sukarela

Sebelum saya memiliki cukup pengalaman dan kepercayaan diri untuk terjun ke industri penerjemahan profesional, saya sudah terlibat di banyak penerjemahan sukarela (voluntary translation) guna mengasah kecakapan dan keterampilan menerjemahkan.

Idealnya, karir seorang penerjemah diawali dengan mengambil pendidikan di bidang bahasa kemudian dilanjutkan dengan magang atau langsung berkarir di perusahaan atau agensi. Tentu, banyak juga faktor yang akhirnya membuat seorang penerjemah tidak menempuh jalur ideal tadi.

Saya sendiri bukan lulusan bahasa, melainkan lulusan sekolah desain grafis. Kecintaan terhadap bahasa dan menulislah yang kemudian secara tak langsung mengarahkan saya untuk menggeluti dunia penerjemahan. Pengalaman dan peluang berkarir di bidang penerjemahan juga bermula dari kerjaan-kerjaan yang sifatnya voluntary. Sebut saja CLC, komunitas filmmaker dari kota kelahiran saya, telah memberi saya banyak kesempatan untuk mengaktualisasikan kemampuan menerjemahkan saya melalui proyek-proyek subtitling film-film mereka. (Baca juga: Festival Film Purbalingga).

Selain CLC, saya juga mengasah kemampuan menerjemahkan dengan turut mengerjakan terjemahan artikel di Wikipedia serta membantu pelokalan beberapa aplikasi open source.

Baca juga: Meretas karir penerjemahan melalui Wikipedia

Hmm, mengerjakan terjemahan secara sukarela dan cuma-cuma, memang apa yang saya dapat? Read More

Memaksimalkan Konten Blog dengan Infografik

Mengisi blog dengan konten berupa artikel plus sisipan gambar dan video memang menyenangkan. Selain menambah semarak blog kita (tidak monoton dengan teks melulu), konten seperti gambar dan video juga menambah “bobot” pada konten yang bersangkutan. Dengan menyisipkan infografik misalnya, akan membuat blog kita semakin atraktif. Data yang hendak kita paparkan pada pembaca tidak akan lagi membosankan.

Bahkan, untuk format dan layout konten blog kita yang sudah sedemikian rupa dipersiapkan oleh penyedia layanan blog, masih bisa kita kustomisasi dengan menambahkan beragam layanan dari pihak ketiga. Misalnya :

1. Piktochart

Piktochart, yaitu layanan online yang memungkinkan kita untuk membuat atau mendesain infografik, presentasi, poster, bahkan laporan, semudah drag and drop. Semua komponen untuk membuat infografi, presentasi, poster, dan laporan sudah disiapkan dalam bentuk template siap edit. Read More

Oleh-oleh Workshop Penerjemahan Di UMP (Bag. 3 – Selesai)

Workshop penerjemahan dan interpreting yang diadakan oleh Pusat Bahasa UMP sejatinya dilakukan selama dua hari, yaitu tanggal 23-24 Juli 2016. Hari pertama dikhususkan untuk workshop penerjemahan, dan hari kedua dikhususkan untuk interpreting.

Sebenarnya, di penghujung sesi hari pertama workhsop Pak Dewa sempat memberi sedikit gambaran materi untuk hari kedua atau materi interpreting. Beliau sempat memberikan semacam introduction mengenai dunia interpreting dan bahkan dengan bantuan mahasiswa UMP beliau sempat mendemonstrasikan proses atau simulasi interpreting.

Sayangnya, hari kedua saya tidak bisa ikut. Tapi untungnya, saya bisa menghubungi beliau lewat e-mail untuk mengorek sedikit tentang dunia interpreting. Read More

Oleh-oleh Workshop Penerjemahan Di UMP (Bag. 2)

Masih soal oleh-oleh workshop penerjemahan di UMP yang dipandu oleh Pak Dewantoro Ratri. Silakan baca bagian 1 di sini.

Dari mana belajar menerjemahkan itu?

Pak Dewa menjelaskan, bahwa penerjemahan erat kaitannya dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar, sesuai kaidah-kaidah penggunaan bahasa yang bersangkutan. Artinya, tidak akan ada penerjemahan (yang baik) kalau tidak menguasai aturan atau kaidah penggunaan bahasa yang benar. Singkatnya, jika ingin bisa menerjemahkan, maka harus benar-benar menguasai pasangan bahasa yang hendak dikerjakan. Jadi, jika ingin menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia (misalnya), maka cintai, pelajari, dan dalami bahasa Indonesia. Pelajari bagaimana bahasa Indonesia yang baku, bagaimana kalimat yang efektif, kenali betul-betul konsep nomina, verba, adjektiva, dan seterusnya.

translation workshop

Pak Dewa (berdiri) sedang menyampaikan materi. (Dok. LDC UMP)

Selanjutnya, Pak Dewa juga menceritakan bagaimana beliau mengajari siswa-siswinya sedini mungkin agar bisa menerjemahkan teks dengan benar. Kuncinya adalah berlatih dengan kalimat pendek dan sederhana, kemudian tingkatkan tingkat kesulitannya secara bertahap. Dalam workshop penerjemahan ini, Pak Dewa bahkan membagikan modul latihan menerjemahkan untuk siswa-siswinya yang masih SMP kepada para peserta workshop. SMP? Ya, belajar menerjemahkan harus diawali sedini mungkin, bukan hanya dari semester sekian di bangku kuliah, tapi sedini mungkin, sebisa mungkin sejak pertama kali anak-anak dikenalkan dengan bahasa Inggris. Bukan semata-mata untuk mempersiapkan siswa-siswinya menggeluti profesi penerjemahan, tapi demi mencapai tujuan pembelajaran bahasa—mampu berkomunikasi dengan baik dan benar sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku—yang tentu akan sangat mendukung profesi penerjemahan jika siswa-siswinya memang ada yang bercita-cita menjadi penerjemah.

AntWordProfiler dan AntConc

Selain kamus, baik kamus konvensional maupun kamus digital dan kamus online, serta CAT tools, penerjemah juga perlu dipersenjatai perangkat lunak lain, misalnya AntWordprofiler dan AntConc.

Singkatnya, kedua aplikasi ini adalah aplikasi yang dapat kita gunakan untuk menganalisa dan memetakan profil kosakata serta mengukur kompleksitas teks dan frekuensi munculnya suatu kata dalam sebuah teks. Dalam konteks penerjemahan, suatu kata yang muncul berulang-ulang akan membuat teks menjadi terkesan menjenuhkan. Oleh karenanya, perlu adanya variasi kata. Nah, dengan digunakannya kedua perangkat lunak ini secara tandem, kita akan mengetahui kata apa saja yang muncul berulang-ulang dan perlu kita carikan padanan kata yang lain atau sinonimnya, agar teks tidak terkesan membosankan.

Unduh AntWordProfiler di sini dan AntConc di sini.

Dalam workshop ini, Pak Dewa juga mendemonstrasikan penggunaan kedua perangkat lunak tersebut di atas, khususnya untuk penerjemahan teks akademik seperti skripsi dan tesis. Beliau juga mendemonstrasikan penggunaan kedua perangkat lunak tersebut bersamaan dengan kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary versi digital untuk menganalisa keberadaan academic words pada suatu tulisan karya ilmiah.

Bersambung….