Sebelumnya, saya pernah menulis tentang belajar menjadi penerjemah melalui Wikipedia. Nah, kalau ingin menjadi subtitler, di mana kita harus belajar?
Secara formal, sepertinya saya belum pernah mendengar soal tempat di mana kita bisa belajar menjadi subtitler seperti tempat kursus atau sekolah khusus, kecuali mungkin workshop yang diadakan oleh asosiasi penerjemah atau yang semisalnya.
Saya sendiri, belajar menjadi subtitler setelah saya bergabung dengan CLC (Cinema Lovers Community), sebuah komunitas pegiat film dari kota kelahiran saya, Purbalingga. Saat itu sekitar akhir tahun 2006. Di CLC, selain mendapat kesempatan belajar soal sinematografi dan video editing, saya juga berkesempatan menjajal kemampuan saya “menerjemahkan” transkrip beberapa film produksi CLC. Ada beragam jenis film atau video yang saat itu saya terjemahkan. Mulai dari profil instansi, profil tempat wisata, dan film pendek (fiksi dan dokumenter). Khusus untuk film pendek, biasanya saya mengerjakan subtitle untuk film-film yang hendak diikutsertakan dalam berbagai festival film baik di dalam maupun luar negeri. Jujur, saat itu saya belum terpikirkan untuk menjadi subtitler betulan. Karena, jangankan menjadi subtitler, menjadi penerjemah atau bahkan ilmu tentang penerjemahan saja saat itu sama sekali belum dapat, belum tahu. Bahkan, bisa dibilang, subtitle saya saat itu adalah subtitle dengan terjemahan apa adanya.
Cara yang sama (bergabung dengan komunitas film di kota setempat), mungkin bisa Anda lakukan jika Anda ingin belajar soal subtitling. Setahu saya, hampir semua kota besar di Indonesia punya komunitas film. Bukan hanya kota besar, sebenarnya. Banyak juga kota kecil di seluruh Indonesia yang aktivitas komunitas filmnya mulai menggeliat.
Selain bergabung dengan komunitas film, Anda juga bisa belajar menjadi subtitler di TED. TED merupakan platform tempat di mana orang-orang dengan prestasi dan gagasan-gagasan hebat di-video-kan. Banyak sekali video-video inspiratif di sana, mulai dari isu sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sebagainya.
Bagaimana cara bergabung dengan tim TED?
Untuk dapat mengerjakan proyek subtitle di TED, Anda harus memiliki akun TED terlebih dahulu. Silakan mendaftar di https://auth.ted.com/users/new. Setelah itu, TED akan mengirim email untuk kita konfirmasi.
Ada beberapa “pekerjaan” yang bisa kita lakukan di TED: membuat transkrip video, menerjemahkan transkrip (membuat subtitle), serta mengedit dan mereview atau menyempurnakan subtitle yang sudah ada.
Nah, jika ingin memberi subtitle pada suatu video, berikut langkah-langkahnya:
Pertama, setelah mendaftar dan login ke akun TED Anda, pilih menu Participate – Translate. Anda akan dibawa ke halaman baru. Klik saja pada tautan Get started (lihat gambar di bawah).
Selanjutnya, kita akan dialihkan ke halaman baru. Silakan baca prosedur dan ketentuan-ketentuan yang ada, atau langsung gulung ke bawah, kemudian klik Apply now. Nah, karena TED “berkolaborasi” dengan platform bernama “Amara”, maka selanjutnya kita akan diarahkan ke halaman Amara (http://amara.org/en/teams/ted/).
Nah, pada dashboard Amara, kemudian kita klik Apply to join. Selanjutnya akan muncul pop-up berupa form aplikasi. Silakan isi dan klik Submit Application. Setelah itu, sesuai ketentuan, tim TED (dan Amara) akan memverifikasi form aplikasi kita dalam jangka waktu sekitar 5 hari. Harus menunggu agak lama, memang. Jadi, mohon agak bersabar 🙂
Setelah form aplikasi kita disetujui oleh tim TED, maka kita sudah bisa memilih video mana yang akan kita beri subtitle. Silakan jelajahi halaman depan TED.
Kedua, setelah menemukan video yang dirasa menarik dan belum ada subtitle dalam bahasa yang akan menjadi bahasa target kita (misalnya bahasa Indonesia), silakan catat terlebih dahulu judulnya. Lalu, beralihlah (login) ke http://amara.org/en/ menggunakan ID dari TED.
Mengapa harus lewat Amara segala? Ya, karena platform subtitling TED ada di Amara 🙂
Nah, begitu masuk ke Amara, kita akan secara otomatis masuk ke dashboard. Pada bagian atas, terdapat ikon kaca pembesar (ikon search). Klik pada ikon tersebut lalu pada kotak pencarian yang muncul, ketikkan judul video yang sebelumnya Anda catat dari TED, diikuti dengan menekan tombol Enter.
Setelah hasil pencarian muncul, klik pada video yang bersangkutan. Lalu, pada halaman berikutnya, klik pada View tasks for this video atau Add a new language.
Jika pilihannya adalah View tasks for this video, maka kita akan dialihkan ke halaman seperti tampak di bawah ini:
Tapi, jika pilihannya adalah Add a new language, maka selanjutnya akan muncul pop-up seperti ini:
Silakan pilih bahasa yang hendak kita jadikan bahasa target. Kalau sudah, yang berikutnya muncul adalah area kerja kita. Di sinilah kita akan membuat subtitle sekaligus melakukan penyelarasan. Silakan jelajahi dan kenali fitur-fitur yang ada atau lihat video tutorialnya di sini.
Ada beberapa ketentuan yang harus kita ikuti, misalnya jumlah karakter per baris maupun karakter per detik. Ada juga ketentuan-ketentuan lain, seperti judul dan deskripsi yang juga harus diterjemahkan, dsb. Silakan lihat panduan lengkapnya di sini.
Ketiga, jangan lupa lengkapi profil kita sedemikian rupa, baik di TED maupun di Amara. Karena, meskipun mayoritas pekerjaan di sini bersifat voluntary, tapi kadang juga ada pekerjaan berbayarnya. Kita bisa bergabung dengan tim on-demand team di mana kita bisa terlibat dalam proyek-proyek berbayar 🙂
Nah, bagaimana? Mudah-mudahan tutorial singkat ini bermanfaat bagi Anda yang sedang ingin menapaki profesi sebagai subtitler. Memang, dibandingkan dengan penerjemahan teks, pekerjaan subtitling (yang berbayar) bisa dianggap memiliki skema tarif yang berbeda. Kebanyakan pekerjaan subtitling dihitung berdasarkan per jam video, bukan berdasarkan jumlah kata seperti penerjemahan teks. Sehingga, biasanya rate pekerjaan subtitling terbilang rendah. Tak peduli berapa banyak kata dalam 45 menit durasi video, atau seberapa lama kita mengerjakannya, tarif subtitling tetap dihitung berdasarkan per durasi videonya (biasanya per jam video dianggap 45 menit sampai 60 menit). Misalnya USD 160 per jam video. Memang, kadang ada juga yang tetap menggunakan hitung-hitungan tarif per kata atau per lembar transkrip, biasanya untuk proyek-proyek kecil (durasi pendek) yang tidak berkelanjutan atau proyek-proyek video dengan dana terbatas.
Nah, selain harganya murah, tantangan yang harus dihadapi subtitler adalah dibatasinya jumlah karakter dan durasi kerja yang kadang tidak tentu. Misalnya 45 menit video, bisa saja harus dikerjakan selama seharian karena materinya berat atau bahasanya kompleks, sementara jumlah karakter dibatasi plus dituntut untuk melakukan penyelarasan atau sinkronisasi. Proses kreatif inilah yang kadang dirasa “tidak ada bayarannya”.
Namun, menjadi subtitler juga ada enaknya. Selain memiliki nilai exposure yang tinggi (cemerlang di CV), kita juga bisa menjadi salah satu “penikmat” pertama suatu tayangan, misalnya film atau drama seri.
Artikel yang sangat berguna. Kebetulan saya juga ingin memulai karir menjadi subtitler dan translator. Benar-benar newbie, jadi harus banyak belajar dan curi ilmu dari yang sudah lebih berpengalaman. Thanks for sharing, pak!
Halo,
Salam kenal.
Terima kasih telah mampir di blog sederhana ini. Juga, senang kalau ada bagian dari artikel ini yang bisa memberi manfaat dan inspirasi. Selamat berkarya 🙂
Terima kasih. Saya jadi tahu cara kerja subtitling di TED. 🙂
Terima kasih telah berkenan mampir. Senang rasanya jika ada tulisan saya yang bermanfaat 🙂
Salam,
Khadis
Apakah mas masih aktif di TED dan seorang reviewer juga? Saya telah coba mentranskripsi salah satu video di TED. Barangkali aja masnya reviewer di TED.
Sekarang sudah jarang sekali aktif di TED. Hanya sesekali saja, nerjemahin transkrip, kalau ada video yang menarik perhatian saya 🙂 Pun, kadang tidak sampai selesai karena seringnya waktu habis buat pekerjaan “sungguhan” 🙂
Pingback: Cara Menjadi Penerjemah TED – ActiveTranslation by Khadis
mantap infonya sangat berguna. terima kasih 🙂
Hai Sofi,
Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan singkat ini. Senang jika tulisan saya bermanfaat 🙂
Wah ..ide yg sangat bagus untuk dicoba…Terima kasih infonya yg sangat bermanfaat ini yaa…
Terima kasih telah berkenan mampir di blog ini. Semoga ada tulisan saya yang bermanfaat dan menginspirasi 🙂
Ah saya juga tertarik Jai subtitler , sayang saya gak ahli dalam bahasa Inggris masih sering bulak-balik kamus
Halo Mba Cici.
Terima kasih telah berkenan mampir di blog ini.
Keahlian berbahasa bisa dilatih, Mba. Salah satunya ya dengan membolak-balik kamus 🙂
Coba saja, mumpung TED terbuka untuk siapa saja. Bisa jadi tempat belajar. Nanti kan ada reviewer, jadi terjemahan Mba bisa dikoreksi dan Mba Cici bisa belajar dari hasil koreksi si reviewer. Selamat mencoba 🙂
Sangat bermanfaat sekali kak informasinya.. pas banget buat saya yg penerjemah dan ingin jadi subtitler..
Oya kak, btw itu nanti kalo misal translate subtitelnya gak kelar sehari apa bisa disimpan hasil kerja kita dan dilanjut besoknya?
Halo Kak Rizki,
Terima kasih telah berkenan mampir di blog ini. Maaf baru sempat balas, sedang jarang memantau blog 🙂
Untuk platform CaptionHub, misalnya tidak langsung selesai, bisa ditutup lalu dilanjutkan nanti/besok.