Cara Mudah Kelola Banyak Akun Media Sosial untuk Promosi Jasa Penerjemahan

Punya banyak akun media sosial dan merasa ribet kalau ingin update promosi jasa penerjemahan atau sekadar berbagi konten blog?

Biasanya, setiap kali kita ingin mengunggah atau memublikasikan suatu informasi ke banyak media sosial sekaligus, sebagian besar dari kita mungkin melakukannya secara manual: buka banyak tab di peramban, satu untuk Facebook, satu untuk Twitter, satu untuk Google+, dst. Buat status atau memublikasikan informasi di salah satu akun media sosial, lalu copy-paste atau tulis ulang di akun lainnya. Memakan waktu dan tidak praktis, bukan? Bagaimana solusinya? Read More

Berani Menentang Tarif Rendah (Bag. 2)

Pada artikel sebelumnya, sudah kita lihat 2 faktor pertama yang bisa digunakan untuk menentukan besarnya tarif terjemahan. Nah, 2 faktor berikut juga tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. Selamat membaca 🙂

Kesulitan pekerjaan yang tidak terduga

Selalu periksa atau minta diperlihatkan dokumen yang hendak dikerjakan, untuk memperkirakan tingkat kesulitannya. Kadang, walaupun sudah biasa mengerjakan teks berlabel “general”, antara apa yang dibayangkan dengan apa yang dihadapi bisa benar-benar berbeda. Jika ternyata dokumen tersebut “sulit” atau akan memakan waktu lebih lama dari tenggat yang diajukan klien, negosiasikan kembali tarif atau tenggatnya. Sama seperti poin di atas, pertimbangkan hal-hal yang berpotensi tidak dibayar. Jangan sampai kita mengerjakan teks yang “lebih sulit” dari biasanya, namun dengan bayaran yang sama. Apalagi jika yang akan dikerjakan merupakan pekerjaan yang hanya bisa dikerjakan oleh orang-orang tertentu alias spesialis, maka tidak boleh disamakan dengan tarif terjemahan yang bisa dikerjakan oleh siapa pun.

Teks yang susah diterjemahkan

Teks susah diterjemahkan, kadang datang tiba-tiba. Sumber dan hak cipta gambar: https://goo.gl/mVQN7x

Kesulitan lain yang mungkin dihadapi: kita harus mengonversi sendiri format file yang dikirim klien agar dapat dibuka dan dibaca di CAT tool kita lalu mengonversi kembali ke format file yang diminta atau dapat dibaca klien, mengonversi atau mengetik ulang hasil pindai OCR, dll. Pastikan untuk pekerjaan seperti ini dikenakan tarif tambahan.

Jangan tergiur proyek bervolume besar, kecuali…

Volume besar itu menyenangkan, tapi berisiko. Seringnya, pekerjaan dengan volume besar menuntut kita untuk mau dibayar murah. Biasanya, kalau dapat job dari agensi, agensi akan meminta kita menurunkan tarif atau rate karena ini proyek besar atau proyek jangka panjang. Misalnya tarif kita sebesar 0.05 USD per kata, maka agensi mungkin akan meminta kita menurunkannya menjadi 0.035 USD atau 0.04 USD per kata.

Perlukah kita menurunkan tarif kita?

Berani Menentang Tarif Rendah (Bag. 1)

Tarif rendah, siapa yang mau? Banyak 🙂

Tapi, tarif rendah untuk terjemahan berkualitas, barangkali banyak penerjemah yang enggan menerimanya. Saya, yang masih sangat baru di industri penerjemahan saja, malas menerima tarif yang terlalu rendah, katakanlah di bawah 0.05 USD per kata.

tarif rendah penerjemah

Tarif rendah? Tunggu dulu. Sumber dan hak cipta gambar: https://goo.gl/xfsBdg

Saya percaya bahwa menerjemahkan adalah pekerjaan intelektual sekaligus seni, tidak sepantasnya dibayar dengan harga yang murah. Tapi, berapa besaran yang valid untuk menilai dan mengukur tinggi-rendahnya atau murah-tidaknya harga terjemahan kita?

Ada beberapa hal yang saya dapat dari mentor saya dan berbagai sumber daring lainnya mengenai cara menentukan besaran tarif terjemahan dalam konteks sebagai penerjemah lepas dan mengapa kita harus berani menolak tarif rendah, yaitu:

Pendapatan per bulan yang diinginkan

Besaran tarif bisa dihitung berdasarkan pemasukan yang diiinginkan tiap bulan, misal 10 juta per bulan. Untuk menghasilkan 10 juta per bulan, berapa proyek yang harus atau sanggup dikerjakan dalam sebulan? Atau lebih spesifik, berapa ribu kata yang bisa ditangani per hari agar menghasilkan 10 juta per bulan dengan 5 hari kerja dalam seminggu dan 8 jam kerja per hari?

Jika dalam satu hari kerja kita mampu menerjemahkan 2.500 kata, artinya dalam 5 hari kerja kita bisa menerjemahkan hingga 12.500 kata. Katakanlah dalam satu bulan kita memiliki hari efektif kerja sebanyak 20 hari. Artinya, dalam 20 hari idealnya kita mampu menerjemahkan sebanyak 50.000 kata. Lalu, untuk mendapat 10 juta per bulan, tinggal dibagi saja, yaitu 10 juta dibagi 50.000 kata. Hasil akhirnya adalah 200 rupiah per kata.

Hmm, kecil sekali ya? Ya, ini hanya contoh perhitungan secara kasar. Coba kurangi jumlah kata yang mampu kita terjemahkan dalam sebulan, karena tidak mungkin, kan, selama 20 hari penuh kita mengerjakan sebegitu banyaknya? Ya, sebenarnya sih mungkin saja. Misalnya ini proyek besar dengan banyak fuzzy atau context match-nya.

Juga harus diperhitungkan, bahwa sebagai penerjemah lepas, ada kalanya sepi job. Katakanlah dengan target 50.000 kata untuk 10 juta per bulan, maka perlu usaha yang ekstra keras. Oleh karenanya, harus dipikirkan besaran tarif yang tepat untuk jumlah pekerjaan yang lebih sedikit (kurangi target jumlah kata, naikkan tarif). Misalnya naikkan menjadi 500 rupiah per kata. Maka beban target kerja kita sebulan jadi berkurang menjadi 20.000 kata saja. Saya ulangi, ini hanya gambaran hitung-hitungan kasar.

Silakan baca: acuan tarif terjemahan Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI)