Libur natal dan tahun baru sebentar lagi. Bagi saya pribadi, momen seperti ini menjadi salah satu momen yang paling menyenangkan. Betapa tidak, selama para penerjemah in-house di agensi-agensi penerjemahan sedang menikmati masa liburan mereka, biasanya saya akan sedikit “kebanjiran” pekerjaan tambahan. Inilah peak season bagi freelancer seperti saya 🙂

Apa saja yang harus kita persiapkan untuk menghadapi peak season? Dan, bagaimana sebaiknya kita menyiasati kemungkinan banyaknya pekerjaan tambahan sementara kita juga ingin menikmati masa-masa liburan?

Peak season, bagi saya pribadi terjadi setidaknya setahun dua kali. Pertama, saat mendekati lebaran. Kedua, saat mendekati natal dan tahun baru.

Jika musim liburan adalah momen “aji mumpung”….

1. Mencari proyek baru

Sebagai freelancer, “mencari proyek” sudah barang tentu adalah pekerjaan sehari-hari. Selain terus memperkuat hubungan dengan klien atau agensi yang sudah jadi langganan, “memburu” klien dan agensi baru saat musim libur menjadi semakin wajib.

Hubungi kembali agensi atau klien yang belum pernah merespon tawaran kita

Hubungi kembali agensi atau klien yang belum pernah merespon tawaran kita

Saat musim libur tiba, permintaan akan jasa terjemahan tidaklah berkurang. Sementara pada saat yang sama, penyedia layanan jasa penerjemahan akan sedikit berukurang. Bisa dibayangkan, bukan, betapa kewalahannya agensi penerjemahan agar “jadwal produksi”-nya tetap sesuai rencana? Nah, di situlah peluang kita.

Sepanjang tahun kita pasti sudah memasukkan penawaran ke berbagai agensi atau calon klien. Beberapa di antaranya mungkin belum sempat merespon penawaran kita. Nah, kali ini, coba hubungi mereka lagi, dan tawarkan kembali jasa kita untuk “mendampingi” mereka selama musim liburan. Ingat, meski musim liburan, tetap bekerja juga tidak haram, kan?

2. Membuat promo

Promo akhir tahun, sebut saja begitu. Perlukah kita membuatnya? Memberi diskon atau semacamnya? Atau, menawarkan keterampilan baru yang selama ini belum pernah kita tawarkan?

Dalam berbisnis, tak terkecuali menjual jasa terjemahan, promo juga penting dilakukan selain “sekadar” menawarkan jasa atau bidding suatu proyek. Soal bentuknya apa, terserah Anda. Yang penting jangan menggunakan model “cuci gudang” layaknya berjualan barang alias jangan banting harga. Kalau saya pribadi sih, lebih memilih mempromosikan keterampilan baru ketimbang sekadar mempromosikan diskon akhir tahun 🙂

Oh iya, jangan lupa tetap aktif nge-blog atau aktif di media sosial agar calon klien atau agensi tahu bahwa kita tetap standby.

Jika kita ingin bisa ikut liburan….

1. Atur kembali jadwal kerja dan buat prioritas baru

Saat memasuki musim liburan, ritme dan agenda kerja mungkin akan sedikit berubah. Oleh karena itu, berbagai rutinitas harus kita atur ulang agar kita tidak kewalahan terutama kalau kita memutuskan untuk tetap standby demi melayani permintaan jasa terjemahan.

Selain mengatur ulang jadwal kerja (jika diperlukan), kita juga harus menyusun ulang prioritas kita. Di musim liburan, akankah kita tetap mengambil pekerjaan-pekerjaan dengan volume besar, atau cukup yang sedang-sedang saja agar tetap bisa ikut berlibur?

2. Katakan “tidak”

Banyaknya tawaran pekerjaan bisa saja membuat kita lupa diri. Asyik, senang dapat banyak proyek, bakal dapat uang bulanan tambahan. Tapi jangan lupa, badan dan pikiran kita butuh istirahat atau sekadar “kembali” bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan kita. Jadi tak ada salahnya menolak jika ada tawaran pekerjaan masuk. Siapkan tenaga untuk kembali beraktivitas usai liburan.

3. Jangan berlibur terlalu jauh

Ini prinsip saya pribadi: jangan berlibur terlalu jauh. Mengapa? Agar jika ada email tawaran pekerjaan, saya tidak bingung kalau harus segera pulang hehehe….

Kebetulan tempat tinggal saya dekat dengan beragam tempat wisata. Ada wisata pertanian (agrowisata), ada wisata kolam renang, ada wisata edukasi (river world dan taman reptil), dan wisata alam. Semuanya bisa dijangkau dalam waktu satu jam perjalanan dengan sepeda motor.

Tetap bekerja sambil liburan, mengapa tidak?

Tetap bekerja sambil liburan, mengapa tidak?

Biasanya saya juga membatasi waktu jalan-jalan saya hingga pukul 11 siang saja. Oleh karena itu, jika ada pekerjaan masuk, saya tetap bisa menanganinya nanti setelah sampai di rumah. Atau tentu ada alternatif lain, yaitu bawa laptop lengkap dengan CAT tool dan modem jika liburannya agak jauh.

Sekali lagi, ini prinsip saya pribadi 🙂

4. Alihkan waktu kerja untuk kegiatan baru

Selain berlibur ke tampat wisata atau yang semacamnya, sebenarnya kita juga bisa mengisi waktu liburan untuk belajar atau mencoba hal-hal baru yang “dampaknya” sama dengan berlibur. Apa pun itu. Mungkin belajar bercocok tanam secara hidroponik, terjun di kegiatan sosial, ikut lomba fotografi, atau apa saja!

Jadi, sudah diputuskan mau berlibur, tetap “ngantor”, atau “ngantor” sambil liburan? 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.