Apa yang akan kita lakukan jika kita mendapat pekerjaan dengan volume cukup besar—misal sampai 500.000 kata—dengan tenggat hanya 1 atau 2 bulan?
Tentu jawabannya adalah membentuk sebuah tim yang terdiri atas penerjemah-penerjemah terbaik. Setelah tim terbentuk, lalu kita siapkan “alat” untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi, pengaturan lalu lintas data, dan sebagainya. “Alat” apa saja yang dimaksud?
1. Google Apps
Aplikasi Google yang dimaksud antara lain:
Google Sheet. Aplikasi ini bisa kita gunakan untuk membuat daftar penerjemah yang terlibat, daftar file lengkap dengan penanggungjawabnya, tenggat, jumlah kata, besaran ongkos terjemahannya, dll. Dengan begini, akan mudah melacak file mana saja yang sudah selesai, siapa saja yang belum menyetorkan file, dan sebagainya. Bisa juga dikolaborasikan dengan Google Calendar.
Lihat contoh sederhana penggunaan Google Sheet di sini
Google Drive. Agar file yang keluar dan masuk lebih tertib serta mudah diakses oleh tim, maka kita bisa memanfaatkan Google Drive. Sebagai alternatif jika ada anggota tim yang tidak memiliki akun Google, bisa juga menggunakan Dropbox.
Google Hangout. Layanan ini bisa kita gunakan untuk berkomunikasi melalui pesan teks, suara, maupun video. Sebagai alternatif, bisa juga menggunakan Skype.
2. Matecat
Berdasarkan pengalaman saya, salah satu kendala jika kita bekerja dalam tim dengan lebih dari satu penerjemah adalah konsistensi TM dan gaya penerjemahan yang berbeda-beda (yang sering berdampak pada pilihan kata yang digunakan), serta penguasaan CAT tool yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka menggunakan Trados, ada yang lebih suka menggunakan Wordfast, dll.
Untuk mengatasi hal ini, maka diutuhkan platform tunggal yang bisa digunakan untuk “menyatukan” hasil terjemahan di bawah satu TM yang selalu diperbarui secara real-time. Nah, salah satu alat atau layanan yang memenuhi kriteria ini adalah Matecat.
Baca selengkapnya tentang Matecat di sini
Matecat sangat mudah digunakan, gratis, dan juga praktis. Platform ini akan sangat membantu terutama jika kita tidak diwajibkan untuk menggunakan platform ataupun CAT tool milik klien.
3. Slack
Slack adalah kanal yang populer sebagai saluran komunikasi dalam proyek-proyek berbasis tim. Bukan hanya berkirim pesan, tapi juga berbagi-pakai file, integrasi dengan Google Drive dan Dropbox, dll.
Dalam hal efisiensi dan efektivitas, Slack jauh lebih maju ketimbang Google Hangout dan Skype. Apalagi setiap percakapan bisa dibuat subkanal tersendiri. Misalnya ada kanal “translation” untuk membahas proses penerjemahan, kanal “editing” untuk membahas masalah penyuntingan, kanal “DTP” untuk membahas masalah yang terkait dengan DTP, dsb.
Lihat contoh kanal ActiveTranslation di sini
Slack juga hadir dalam platform mobile sehingga komunikasi dengan anggota tim akan senantiasa terpantau di mana saja dan kapan saja.
4. WeTransfer
Untuk mentransfer file dalam ukuran jumbo yang tidak mungkin dikirim melalui email maupun Skype/Google Hangout/Slack, bisa kita gunakan layanan WeTransfer.
5. Q-Dir
Dalam mengerjakan proyek bervolume besar yang dipecah ke dalam banyak file, maka kita harus menyiapkan dan menata folder-folder penyimpanan file sedemikian rupa agar tertib. Jika file yang banyak itu terletak di folder yang berbeda-beda, maka akan mempersulit kita saat hendak mengaksesnya.
Membuka banyak jendela Windows Explorer tentu tidak efektif. Maka salah satu solusinya adalah menggunakan Q-Dir, di mana satu jendela Q-Dir bisa menampilkan empat tab berisi direktori yang berbeda-beda. Misalnya tab pertama membuka folder “Original Files”, tab kedua membuka folder “Translated Files”, tab ketiga membuka folder “Revised Files”, dan tab keempat membuka folder “Reference Files”.
Unduh Q-Dir di sini.
Kesimpulan
Di pasaran ada banyak sekali tool dan layanan yang bisa digunakan untuk mendukung proses kerja tim. Adapun tool dan layanan di atas adalah yang pernah saya gunakan untuk mengelola beberapa pekerjaan besar bersama beberapa rekan penerjemah beberapa waktu yang lalu. Apakah Anda juga memiliki tool dan layanan favorit?