Tidak jarang para pendatang baru di dunia penerjemahan profesional kebingungan bagaimana caranya menentukan tarif. Padahal faktanya, soal tarif terjemahan ini memang tidak ada ketentuan pasti.

Setiap orang bebas menentukan tarifnya sesuai dengan jenis dan kualitas layanan yang ia tawarkan. Namun, Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) punya semacam acuan yang bisa digunakan, terutama agar tidak terjadi perang harga yang bisa merendahkan martabat keilmuan para penerjemah. Tentu saja ini tidak wajib untuk diikuti, tapi bisa dijadikan gambaran seberapa besar tarif “umum” penerjemah profesional di Indonesia.

Baca acuan tarif penerjemah HPI di sini.

Tak bisa disangkal, memang masih banyak sekali para penerjemah lepas yang mematok tarif rendah asalkan mendapat pekerjaan. Lihat saja di situs-situs freelancing yang memberlakukan opsi penawaran terbuka. Bahkan, saya sempat beberapa kali “berhadapan” dengan penerjemah bertarif rendah meski bukan di situs-situs yang saya sebut “memberlakukan opsi penawaran terbuka” tadi. Apalagi dengan sedikit googling saja, kadang kita bisa melihat profil (bahkan CV) si A dan si B beserta tarifnya.

social profile

Profil di media sosial. Copyright: aniwhite / 123RF Stock Photo

Jadi sebenarnya, apakah menentukan tarif jasa terjemahan itu sulit?

Sederhananya, tarif terjemahan dihitung berdasarkan 1) pendapatan yang ingin diperoleh, dan 2) pengeluaran kita. Berapa besar pendapatan yang ingin kita peroleh tiap bulannya? Berapa besar pengeluaran kita tiap bulannya (makan, listrik, internet, asuransi, dsb.)? Apakah dengan pendapatan misalnya 20 juta per bulan cukup untuk membiayai semua kebutuan dan gaya hidup kita? Berapa banyak pekerjaan yang harus kita ambil agar target 20 juta tadi tercapai? Atau, berapa banyak jam kerja yang kita perlukan untuk bisa mencapai 20 juta?

Mari kita ambil contoh dan lakukan hitung-hitungan kasar.

Pertama, cobalah hitung kecepatan terjemah kita. Misalnya, ambillah teks yang tidak terlalu “berat” dari Wikipedia atau dari situs apa pun lalu terjemahkan. Anggaplah dalam 1 jam, kita mampu menerjemahkan 350 kata (350 WPH);

Kedua, coba kalikan jumlah kata per jam tersebut dengan beberapa nominal tarif untuk bisa melihat “gaji” per jam kita. Misalnya:

  • 350 WPH x 0.03 USD = 10.5 USD/jam
  • 350 WPH x 0.04 USD = 14 USD/jam
  • 350 WPH x 0.05 USD = 17.5 USD/jam
  • Dst.

Dari “gaji” per jam kita tersebut, kita sudah bisa memperkirakan pendapatan kita jika dikalikan dengan jumlah jam kerja kita dalam sehari atau jumlah hari kerja kita dalam sebulan. Dari “gaji” per jam ini pula kita dapat menghitung berapa kata yang “seharusnya” kita pegang. Tapi ingat, ini hanya hitung-hitungan kasar, karena belum tentu setiap hari kita mendapat pekerjaan terjemahan. Mungkin dalam 1 bulan kita akan menghadapi hari-hari tanpa menerjemahkan, mendapat pekerjaan terjemahan namun jumlah katanya sedikit, atau hanya mendapat pekerjaan menyunting terjemahan yang umumnya bertarif separuh dari tarif menerjemahkan.

Mengapa kita perlu repot-repot menghitung tarif? Jawabannya bukan semata-mata soal bisa atau tidaknya kita memenuhi kebutuhan sehari-hari kita, lho. Kita dibayar karena pengetahuan, spesialisasi, keterampilan, tenaga, dan waktu kita. Untuk bisa memeroleh pengetahuan akan keilmuan yang menjadi bidang kita saja, kita telah menginvestasikan banyak hal untuk sekolah/kuliah/kursus/seminar. Jangan sampai kita dibayar sama dengan misalnya tenaga kerja kasar/buruh pabrik (maaf, tidak bermaksud menyinggung teman-teman yang berprofesi sebagai tenaga kerja kasar/buruh pabrik).

Misalnya, dengan kapasitas harian sebesar 2000 kata lalu dengan tarif 0.05 USD saja, dalam sehari kita bisa mendapat 100 USD—anggap saja setara dengan 1,5 juta rupiah. Jika konstan dengan pendapatan sebesar itu, dalam satu bulan (misalnya 25 hari kerja) sudah terlihat berapa “gaji” kita. Jadi, jangan mau dibayar murah asal mendapat banyak proyek. Karena sejatinya, kita telah kehilangan banyak potensi pemasukan dari proyek yang banyak itu.

24 thoughts on “Cara Menghitung Tarif Terjemahan Per Kata

  1. Salam kenal, mas Khadis.
    Sebelumnya terima kasih sekali atas artikel-artikel di blog ini, sangat bermanfaat bagi saya yang baru memulai jadi translator freelance.
    Saya baru mendaftar di proz.com dan mendapat tawaran lewat email dari sebuah agensi untuk pekerjaan subtitling. Tarif yang ditawarkan adalah 25 dollar untuk 30 menit dan 45 dollar untuk 60 menit. Saya belum menemukan standar tarif untuk subtitling En-ID, tapi setelah browsing sana sini tarif subtitling untuk pasangan bahasa lain paling rendah saya temukan adalah 2 dollar per menit. Menurut mas Khadis apakah tawaran dari tersebut layak untuk diterima, mengingat jauh dibawah standar walaupun memang saya belum pernah punya pengalaman translating/subtitling sebelumnya selain menerjemahkan film/tv series secara sukarela. Selain itu software subtitling apa yang mas Khadis rekomendasikan?

    • Halo Mba Fika, salam kenal.
      Terima kasih telah mampir di blog sederhana ini ya.
      Untuk subtitling, memang macam-macam tawaran tarifnya. Saya sendiri kurang paham soal “standar”-nya, karena saya tidak banyak bergelut di bidang subtitling. Setahu saya, rekan-rekan saya ada yang menerapkan tarif antara 125-145 dollar per jam video, ada juga yang di bawah itu (misal 90 dollar per jam video–bahkan ada yang jauh lebih murah). Ada juga yang menyebut angka 6 dollar per menit video. Beragam sekali.

      Nah, karena Mba Fika bilang belum ada pengalaman, kalau menurut saya sih, tarif yang ditawarkan di Proz, layak untuk dicoba. Hitung-hitung untuk cari portofolio dulu. Apalagi kalau klien menawarkan proyek besar atau jangka panjang. Nanti kalau sudah banyak pengalaman, boleh naikkan tarif. Atau, opsi lain, tawar lagi tarif dari klien tadi. Misalnya 40 dollar per 30 menit dan 60 dollar per 60 menit agar kita punya posisi tawar. Siapa tahu, nanti mereka akan menawarkan jalan tengah. misalnya yang semula ditawar 25 dollar per 30 menit jadi 30 dollar.

      Oh iya, untuk perangkat lunak, saya lebih suka menggunakan Subtitle Workshop. Silakan baca tulisan saya yang satu ini: https://activetranslationbykhadis.com/2016/10/17/mengenal-perangkat-lunak-subtitling/

      Gunakan kata sandi “ActiveTranslation” (tanpa tanda petik) untuk membuka artikel. Selamat mencoba 🙂
      Selamat berburu klien 🙂

      Salam,
      Khadis

  2. Halo, kak. Saya baru memulai karir sebagai penerjemah. Daftar proz dan menemukan sebuah proyek yg rasanya saya ingin daftar. Tapi bingung kalo pemula seperti saya, misal apa saya harus mencantumkan rate,di resume.klo ditanya rate apa jawaban saya, Terus berhubung blum punya pengalaman profesional kecuali terjemahin film film buat hobi, bagaimana saya tulis di resume/cv ttg pengalaman saya. trus kapan bicara ttg tarif dan bayarnya, apakah setelah job selesai atau bagaimana. Thx

    • Halo (Mas/Mba) Febri,

      Salam kenal. Maaf, sejak Desember lalu jadwal saya padat sekali, sampai-sampai blog tidak terurus dan pertanyaan serta komentar yang masuk belum sempat saya balas satu per satu. Tapi, email saya sudah sampai, kan?

      Untuk rate, sangat bervariasi antara lain tergantung pada pasangan bahasa dan bidang yang diterjemahkan. Saya mematok tarif 7 sen dolar per kata sumber. Orang lain mungkin ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Kalau saran saya, bisa mulai dari angka 5 sen, karena untuk kawasan Asia, ini termasuk tarif yang masih dapat diterima.

      Untuk pengalaman yang harus ditulis di CV, sebutkan saja meskipun itu terjemahan voluntary. Dulu saya juga banyak mencantumkan pengalaman terjemahan voluntary di CV saya. Sebutkan saja, misalnya: menerjemahkan artikel di Wikipedia, menerjemahkan subtitle untuk komunitas film lokal, menerjemahkan subtitle TED, dst.

  3. Halo, kak. Saya baru memulai karir sebagai translator, masih bingung bingung jika ditanya rate, jika untuk subtitle bagaimanakah tarifnya ya, apakah per jam, per kata atau per minute. Apakah artinya kita harus menghitung manual berapa kata yang sudah kita buat atau ada tertulis langsung di software/aplikasi yang kita pakai buat nge-sub.. Misalkalau untuk pemul tarif apa yang cocok. Jika per jam tapi ternyat tidak terlalu banyak kata bagaimana? sementara yang hanya kurang dari dari 1 jam ternyata begitu banyak kata karena misalnya mungkin acara talkshow? bagaimana cara menghitungnya? Kalau boleh request boleh bikin contoh artikel cara bikin invoice untuk client, kak. misalnya bayar pakai paypal. terima kasih banyak..

    • Halo (Mas/Mba) Febri,

      Untuk tarif subtitling, ada yang dihitung per jam video maupun per menit. Saya kurang tahu persisnya karena sekarang saya hampir tidak pernah menerima pekerjaan subtitling. Rekan saya ada yang mematok 6 dolar per menit, ada pula yang 160 dolar per jam video. Jika ada yang menawar di bawah itu, sebaiknya ditolak.

      Untuk menghitung jumlah kata, jika terjemahan dokumen, patokannya adalah Weighted Word Count hasil hitungan CAT tool. Biasanya klien sudah menghitungnya dan dapat dilihat di CAT tool yang kita gunakan. Jadi tidak mungkin dibohongi Sedangkan untuk subtitle, seperti yang saya sebutkan di atas, dihitung per menit atau per jam video.

      Untuk invoice. Jika kliennya adalah agensi, maka akan disiapkan akun TMS (Translation Management System). Lewat sistem tersebut kita bisa “menerima” atau “menolak” pekerjaan, sampai membuat invoice. Jika ternyata klien tidak menyediakannya, bisa di-invoice langsung lewat Paypal. Atau buat lewat Excel, atau cari template-nya di internet.

    • Betul. Patokannya adalah kata sumber. Tidak peduli berapa jumlah kata target (terjemahannya). Misalnya satu dokumen terdiri atas 1000 kata sumber (sedangkan terjemahnnya hanya jadi 800 kata), maka 1000 kata x tarif kita.

  4. Artikelnya bagus bagusss. Bookmarked!
    Quite nice sebagai sumber informasi, jika (kalau-kalau) suatu hari nanti bosan jadi guru (atau gaji guru tidak ‘nutut’), saya mau alih-profesi. Bolehlah ini jadi alternatifnya. 😀

  5. Halo kak,
    Saya selama ini bekerja jadi translator full time di kantor, jadi tidak pernah tahu tarif untuk freelance kak. Kemarin saya sempat apply di suatu perusahaan, di formnya harus mengisi berapa tarif perkatanya. Saya langsung googling aja tuh, yang saya dapat sih tarifnya 8 sen sampai 12 sen perkata kak. Saya pakai yang minimal nih, 8 sen, tapi pihak dari perusahaan tsb menanyakan apa tarifnya negotiable atau tidak. Saya bingung apa tarifnya kemahalan? Mau saya turunkan tapi tidak tahu seberapa, karen tidak mau sampai ‘kemurahan’. Baiknya pasang tarif berapa ya perkatanya kak? Thanks

    • Halo Mba Ajeng,

      Terima kasih telah berkenan mampir di blog saya. Maaf atas jawaban yang terlambat ini.

      Sebenarnya tidak ada patokan yang benar-benar harus diikuti. Soal rentang tarif pun bermacam-macam, tergantung pasangan bahasa dan bidang yang kita geluti. Jika bidang terjemahan kita bersifat “umum”, maka akan “lebih murah” dibanding terjemahan dengan spesialisasi tertentu.

      Sebagai gambaran saja, di wilayah Asia, tarif terjemahan secara umum (untuk pasangan bahasa EN-ID) masih ada di rentang harga 5 sen sampai 8 sen dolar (0.05 USD sampai 0.08 USD/kata). Di atas itu? Ada. Mereka-meraka yang sudah sangat senior dan mengambil bidang terjemahan khusus. Di bawah 5 sen? Buanyak. Bahkan banyak sekali yang mau dibayar 3 sen.

      Jadi, bagaimana kalau Mba Ajeng minta 8 sen? Boleh-boleh saja. Misalnya Mba Ajeng menawarkan jasa transcreation atau menerjemahkan untuk bidang-bidang khusus. Tapi kalau untuk penerjemahan game, website, e-commerce, sepengalaman saya, cukup jarang ada yang sampai 7 sen.

      Lalu baiknya bagaimana? Semua kembali ke Mba Ajeng. Silakan ukur kecepatan terjemah Mba Ajeng + spesialisasi dan pengalaman yang dimiliki. Saya yakin, dengan pengalaman Mba Ajeng di kantor, 8 sen juga sangat wajar. Silakan nego, tapi usahakan jangan mau di bawah 5 sen. Berat ke depannya hehe….

  6. Pagi..
    cukup menarik, Mas. Boleh tahu apakah biasanya tarif ini berlaku sama dengan pekerjaan transkripsi (mungkin lebih mahal ya?) dan translasi subtitel film?

    terima kasih

    • Halo,
      Terima kasih telah berkenan mampir di blog ini.
      Maaf, belakangan blog agak kurang terpantau, jadi telat balasnya.
      Untuk penghitungan tarif, masing-masing pekerjaan punya hitungannya sendiri disesuaikan dengan bobot pekerjaan. Pekerjaan terjemah tentu tidak sama beban kerjanya dengan subtitling, apalagi transcribing. Misalnya tarif terjemah 0.1USD/kata dengan volume 5.000 kata/hari, tarif subtitle 6USD/menit, tarif transcribing 60USD/jam, dst.

  7. Halo kak,
    Sangat membantu sekali untuk para penerjemah pemula. Saya mau tanya untuk sistem pembayaran proyek tipe MTPE bagaimana ya? Saya bingung apakah sama dihitung seperti penerjemah manusia atau tidak. Terima kasih.

    • Hai (Mba?) Hilda.
      Maaf, baru sempat membalas karena belakangan sedang jarang sekali memantau blog ini.
      Untuk tarif proyek MTPE, dihitung per kata. Sama seperti “human translation”. Tapi nilainya biasanya jauh lebih kecil dari terjemahan normal. Sampai saat ini saya belum tahu mekanisme penghitungan harga tarif MTPE. Biasanya, tawaran yang masuk berkisar antara 0,01 sampai 0,015USD/kata. Sangat kecil jika dibandingkan dengan terjemahan yang sepenuhnya dilakukan oleh manusia tanpa intervensi mesin.

  8. Halo mas,

    Terima kasih banyak atas artikelnya, sangat bermanfaat.

    Seperti komentar-komentar sebelumnya, saya juga termasuk penerjemah pemula yang ingin terjun ke dunia profesional. Sekarang saya masih di tahap mempelajari tarif dan sekaligus ingin menambah portofolio. Baru-baru ini saya menemukan calon klien yang menawarkan akan membayar sekitar Rp 100-300 per kata, yang saya pikir cukup jauh dari standar yang biasa diterapkan artikel-artikel yang saya baca.

    Maaf kalau misalkan pertanyaan ini melenceng dari isi artikel, tapi menurut mas, seberapa “jauh” pemula harus merendahkan harga demi untuk mendapatkan pengalaman? Atau apakah memang standar harganya seperti itu untuk pasar lokal?

    Terima kasih, sukses selalu untuk masnya.

    • Hai Kak Lupita,

      Jawaban soal tarif akan sangat panjang. Saya persingkat saja seperti ini:
      1. Jangan melakukan pekerjaan penerjemahan berbayar untuk mencari pengalaman
      Carilah pengalaman dengan mengerjakan proyek-proyek pro bono atau dengan membantu penerjemah senior, atau dengan magang (di pusat bahasa kampus tempat kita kuliah, agensi penerjemahan terdekat, dll.)
      Dengan pengalaman yang didapat, maka ketika terjun ke dunia penerjemahan profesional, kita sudah bukan lagi “pemula”. Dengan pengalaman tersebut pula, kita bisa menerapkan tarif “umum”.

      2. Mulai dari tarif “umum”
      Setahu saya, di kawasan Asia, tarif 500 rupiah per kata masih sangat diterima. Dengan demikian, kenapa harus mulai dari harga 100, 200, 300 rupiah? Ada ilmu yang susah payah kita dapat, ada pengalaman dan spesialisasi yang susah payah kita perjuangkan. Jadi, jangan mau dibayar terlalu murah 🙂

      Silakan jika ada pertanyaan lain 🙂

      Salam.

  9. Halo kak
    Artikel kakak bagus banget, cukup membantu saya untuk memasang tarif terjemahan. Lalu bagaimana kalau yang diterjemahkan adalah novel? perkiraan tarif per kata terjemahan novel Inggris-Indo dan sebaliknya berapa ya kak? sebelumnya terima kasih kak.

    • Halo Kak Gayatri,

      Maaf sekali, belakangan blog kurang termonitor, jadi komentar Kakak tidak langsung saya balas. Langsung saja ya Kak.

      Setahu saya, penerjemahan buku semacam novel itu tidak dihitung per kata, namun per proyek berdasarkan kontrak. Misalnya 1 buku dihargai net 7 juta rupiah, 10 juta rupiah, dan seterusnya, terlepas dari berapa jumlah kata yang ada dalam buku. Jatuhnya tarif “lebih murah”, tapi eksposurnya tinggi. Kira-kira begitu, Kak.

      • Kak bagaimana cara pasang tarif untuk fleeancer penerjemah.
        Saya baru memulai soalnya kk jadi masih belum paham dengan pemasangan tarif .
        Mohon panduannya ya kk dan arahannya

        • Hai Kak Nasria,
          Terima kasih telah berkenan mampir di blog ini. Maaf, akhir-akhir ini blog kurang terpantau. Mudah-mudahan Kak Nasria sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan di sini.
          Singkatnya, untuk menentukan tarif, kurang-lebih sesuai dengan penjelasan saya pada artikel ini. Tapi kalau yang dimaksud Kak Nasria adalah bagaimana atau di mana “menampilkan” tarif kita, tentu saja bisa kita lakukan pada saat bernegosiasi dengan calon klien atau pada CV kita, tidak perlu ditampilkan secara eksplisit pada profil (misalnya) media sosial kita. Jika ini belum bisa menjawab pertanyaan Kak Nasria, silakan tanyakan lebih lanjut via email, ya. Terima kasih.

  10. Halo kak mau tanya ,
    Ini harga penerjemah EN-ID aja atau berlaku bahasa lain ya?
    Saya mau lamar translate novel tp disurat lamaran diminta tulis hrga perkata sedangkan saya baca komen2 yang kakak balas ktanya untuk novel itu perproyek buka perkata.
    Jadi itu gimna ya tentuin harga nya? Btw gw penerjemah pemula yang cari parttime saja. Thanks

    • Halo Kak Nono,

      Terima kasih telah berkenan mampir di sini.

      Untuk tarif, sebenarnya tidak harus pakai sekian rupiah per kata. Ada faktor-faktor (yang saya yakin telah saya sebutkan di artikel di atas) yang menentukan mengapa kita harus mematok tarif sekian rupiah. Termasuk pasangan bahasa pun akan menjadi dasar penghitungan tarif. Tarif pasangan bahasa EN-ID dengan EN-JP atau lainnya pasti berbeda.

      Spesialisasi dan tingkat kesulitan naskah juga berpengaruh. Misalnya tarif terjemahan bidang IT dengan pertambangan, akan lebih mahal bidang pertambangan. Tarif bidang general dengan legal, akan lebih mahal bidang legal. Dst.

      Untuk buku (fiksi dan nonfiksi–kecuali buku manual alat), memang ada yang bilang dibayar per buku. Misalnya satu buku 5 juta, dst. Tergantung kesepakatan dengan klien. Tetapi ada juga yang mematok 10.000 – 25.000 rupiah (atau lebih) per halaman naskah.

      Saya sendiri belum pernah menerjemahkan buku semacam novel. Jadi mungkin Kak Nono dapat mempertimbangkan rentang tarif 10.000 – 25.000 rupiah per halaman naskah.

Leave a Reply to Khadis Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.