Di tulisan yang lalu, saya sedikit mengulas soal perangkat keras dan perangkat lunak yang saya gunakan sebagai alat kerja dalam proyek-proyek penerjemahan saya. Khusus untuk perangkat lunak, sebenarnya ada banyak yang belum saya sebutkan, terutama CAT tool dan QA tool. Hal ini karena ada banyak sekali CAT tool yang ada di pasaran dan tidak semuanya saya miliki atau saya pakai.
Nah, setelah membahas perangkat keras dan perangkat lunak, sekarang saya ingin membahas beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk menjadi seorang penerjemah, khususnya penerjemah lepas.
Membuat profil online
Singkat saja. Saran saya, buatlah profil di LinkedIn, cari sebanyak mungkin koneksi, dan berinteraksilah secara aktif dengan para pengguna LinkedIn.
Mengapa LinkedIn?
LinkedIn adalah media sosial “khusus” untuk para profesional dari berbagai bidang bisnis dan berbagai jenjang karier (mulai dari staf hingga CEO) dari seluruh dunia. Selain sebagai tempat mempromosikan diri, kita juga bisa belajar banyak hal sekaligus berpeluang mendapatkan kesempatan untuk terhubung dengan sesama profesional dan para pengambil keputusan.
Baca juga: Agensi asing yang menunggu lamaran dari kita
Mengikuti kursus/lokakarya/seminar
Salah satu cara untuk menambah pengetahuan dan agar kita tetap update dengan segala perkembangan dunia penerjemahan, adalah dengan mengikuti kursus/lokakarya/seminar. Acara yang dimaksud bisa offline maupun online, misalnya pelatihan CAT tool, pelatihan marketing, pelatihan teknik penerjemahan, dsb.
Biasanya, acara-acara seperti ini diselenggarakan oleh HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dll. Kadang juga diselenggarakan di kampus-kampus. Atau, bisa juga kita mengikuti pelatihan secara online, misalnya di Udemy maupun EDX. Ada banyak sekali kursus yang bisa kita ambil, baik yang berhubungan langsung dengan dunia penerjemahan—seperti teknik pemasaran—maupun yang tidak berhubungan langsung dengan penerjemahan, misalnya tentang pengembangan diri (manajemen keuangan, kepemimpinan, dll).
Ada juga webinar-webinar dari berbagai komunitas penerjemah di seluruh penjuru dunia yang bisa diakses dengan mudah. Tinggal googling saja “webinar for translator”.
Mengikuti saluran grup penerjemah
Yang saya maksud dengan “saluran” grup penerjemah di sini misalnya grup Facebook atau grup WhatsApp. Ada banyak sekali grup yang bisa kita masuki untuk mendapatkan beragam informasi, mulai dari cara menjadi penerjemah sampai cara mendapatkan klien. Perhatikan baik-baik jika grup ini memiliki aturan tertentu, jangan asal bergabung atau asal nimbrung apalagi melakukan spamming. Manfaatkan wadah ini untuk tujuan belajar dan mengembangkan diri.
Baca juga: Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum bekerja sama dengan agensi penerjemahan
Demikianlah beberapa hal maupun persiapan yang perlu dilakukan sebelum kita memutuskan untuk terjun ke dunia penerjemahan sebagai penerjemah lepas. Jika rekan-rekan pembaca memiliki tips lainnya, silakan tinggalkan komentar 🙂