Saya cukup sering mendapatkan email dari rekan-rekan calon penerjemah tentang cara menjadi penerjemah game. Kebanyakan mereka tidak tahu harus mulai dari mana, mendaftarnya ke mana (ke agensi apa), dan sebagainya. Ini adalah pertanyaan terbanyak kedua setelah cara menjadi subtitler, baik menjadi subtitler secara umum maupun menjadi subtitler di TED.

Nah, berikut saya rangkum beberapa hal tentang cara menjadi penerjemah game, sesuai dengan pengalaman saya.

Belajar Menjadi Penerjemah Game

Di mana tempatnya belajar menjadi seorang penerjemah game?

Opsi pertama adalah dengan mencari game berkode sumber terbuka (open source/FOSS) dan mengunjungi situs webnya. Seringnya, mereka membutuhkan penerjemah untuk menerjemahkan game yang mereka kembangkan. Anda bisa berkontribusi di dalamnya, baik dengan menjadi penerjemah tunggal, maupun dalam tim.

Ada ratusan atau bahkan mungkin ribuan game berbasis open source di internet. Carilah sesuai minat Anda, apakah yang ber-genre RPG, RTS, dan sebagainya. Contoh: silakan berkontribusi di Warzone 2100.

Opsi kedua adalah dengan menawarkan diri ke pengembang (developer) game untuk menerjemahkan game mereka. Untuk game-game yang tidak “premium” (tidak berbayar, tidak ada pembelian dalam game atau in-app purchase), biasanya akan dengan senang hati menerima tawaran kita. Sedangkan jika game tersebut berbayar, sebaiknya kita menawarkan jasa kita secara profesional (mengirim CV, mengajukan tarif, dsb).

Opsi ketiga adalah dengan langsung mendaftar ke agensi penerjemahan. Umumnya, ketika kita mendaftar menjadi penerjemah, kita akan mendapatkan tes dari agensi yang bersangkutan. Kerjakan tes dengan baik, dan mintalah masukan atau feedback tentang hasil terjemahan kita. Tes ini juga bisa menjadi sarana untuk belajar, lho.

Baca juga: 60.000 agensi penerjemahan menunggu lamaran kita

Kemampuan Dasar Penerjemah Game

Untuk menjadi seorang penerjemah game, apa yang perlu disiapkan?

Pertama, tentu saja punya minat di bidang game. Singkatnya, Anda haruslah seorang penyuka game atau seorang gamer.

menjadi penerjemah game

Ilustrasi bermain game. Sumber: JESHOOTS.com dari Pexels

Kedua, kemampuan berbahasa. Bukan sekadar tahu ini artinya apa dan itu maksudnya apa. Tapi juga mampu menuangkan maksud sebuah teks dengan jelas, lugas, dan tidak kehilangan “nuansa” yang dibawa oleh suatu game ke dalam bahasa kita.

Ketiga, kemampuan untuk melakukan riset. Tak jarang, ketika kita menerjemahkan suatu game akan menjumpai istilah-istilah unik, misalnya nama item, nama skill, dan sebagainya. Jika tidak ada referensi dari klien, maka kita harus melakukan riset mandiri. Misalnya dengan cara mencari referensi dari game yang serupa. Atau jika game yang sedang kita kerjakan berkategori sport, kita bisa menggunakan istilah-istilah dalam dunia olahraga sebagai acuan.

Keempat, kemampuan menggunakan CAT tool dan tool yang disediakan oleh klien. Umumnya, jika kita bekerja dengan sebuah agensi, kita akan diminta menggunakan SDL Trados, memoQ, atau CAT tool lain. Sedangkan jika kita bekerja untuk klien secara langsung, biasanya akan diminta menggunakan perangkat lunak yang mereka kembangkan sendiri.

Yang Harus Diperhatikan Saat Menerjemahkan Game

Pertama, nuansa permainan. Game adalah tempat bersenang-senang. Maka, gunakanlah bahasa yang sesuai dengan jenis game dan teks-nya. Teks marketing (misalnya info pembaruan) dan teks in-game (misalnya percakapan tokoh dalam game) biasanya berbeda nuansanya. Perhatikan penggunaan kata ganti, misalnya kapan harus menggunakan “kamu”, “kau”, atau bahkan “Anda”. Juga, perhatikan untuk siapa game tersebut. Apakah untuk anak-anak, remaja, dewasa, atau untuk segala usia. Masing-masing kategori usia biasanya membutuhkan “gaya” yang berbeda.

Kedua, nama item dan skill. Jika tidak ada glosarium, tanyakan kepada klien, apakah nama item dan skill harus diterjemahkan atau tidak. Karena kadang ada klien yang minta nama item dan skill tetap dalam bahasa aslinya, tapi kadang ada juga yang minta agar nama item dan skill diterjemahkan. Jika kesulitan dalam menerjemahkan nama item dan skill, mintalah klien untuk memberikan gambaran atau penjelasan tentang item atau skill yang bersangkutan.

Ketiga, perhatikan tag. Seringkali, sebuah teks game diapit oleh satu tag atau lebih. Jika suatu tag diperkirakan akan memengaruhi teks terjemahan, tanyakan pada klien tentang apa yang akan menjadi “isi” tag tersebut. Misalnya:

  • You win <tag> Gold!
  • <tag> Gold has been added to your treasure chest!
  • <tag1> <tag2> Gold already purchased!

Andaikan tag pada teks nomor satu akan diisi dengan angka, misalnya teksnya akan menjadi You win 10 Gold! maka jika diterjemahkan akan menjadi Kamu memenangkan 10 Emas!

Andaikan tag pada teks nomor dua akan diisi dengan nama warna, misalnya teksnya akan menjadi White Gold has been added to your treasure chest! maka jika diterjemahkan akan menjadi Emas Putih telah ditambahkan ke peti harta karunmu!

Andaikan tag pada teks nomor tiga akan diisi dengan angka dan nama warna, misalnya teksnya akan menjadi 10 White Gold already purchased! Maka jika diterjemahkan akan menjadi 10 Emas Putih sudah dibeli!

Lihat, berbeda hasilnya, kan? Posisi tag bisa saja memengaruhi tata bahasa atau berpindah tempat pada teks terjemahan. Oleh karena itu, selalu tanyakan tentang apa yang akan “menggantikan” tag tersebut jika nanti game diluncurkan.

Keempat, jumlah karakter. Jika game yang sedang kita terjemahkan merupakan game untuk ponsel, biasanya kita akan diminta untuk menggunakan teks sependek mungkin karena terbatasnya ruang. Misalnya, ganti kata “menggunakan” ( 11 karakter) dengan kata “memakai” (7 karakter), kata “sekarang” (8 karakter) dengan kata “kini” (4 karakter), dan seterusnya. Tanyakan juga kepada klien, apakah boleh menggunakan singkatan, misalnya “yang” menjadi “yg”, “untuk” menjadi “utk”, “dengan” menjadi “dgn”, dan sebagainya.

Kesimpulan

Menjadi penerjemah game sebenarnya sama saja dengan menjadi penerjemah teks apa pun. Kita bisa memulainya dari mengerjakan tes-tes yang diberikan oleh agensi penerjemahan, menerjemahkan game yang ada di komunitas FOSS, atau bahkan bisa menawarkan diri secara langsung ke pihak pengembang game.

Persiapan yang dibutuhkan juga sama, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan menggunakan CAT tool, keterampilan berkomunikasi (untuk melamar, mengirim CV, menghubungi agensi atau klien), dan tentunya minat terhadap game.

Kira-kira begitu. Ada yang mau menambahkan? Silakan tulis di komentar 🙂

8 thoughts on “Cara Menjadi Penerjemah Game

  1. Halo Kak, pertama-tama terima kasih untuk ulasan yang sangat membantu ini.
    Saya ingin bertanya lebih lanjut mengenai berkontribusi di Outsource Game. Setelah masuk ke website mereka, kita harus cari di mana ya? Soalnya saya kebingungan mencarinya… Semoga ada pencerahan, terima kasih dan salam sukses 🙂

  2. Hai kak, terimakasih untuk artikelnya yang bermanfaat ini. saya mau tanya, kalau menurut kak khadis, belajar cat tools untuk keperluan bekerja harus kursus atau bisa dipelajari secara otodidak ya? terimakasih sebelumnya.

    • Halo Mba Luna,
      Wah, maaf, saya telat sekali membalas pertanyaan Mba Luna.
      Untuk belajar CAT tool, biasanya ada training singkatnya saat membeli lisensi CAT tool-nya.
      Jika tidak, selalu ada opsi belajar otodidak lewat YouTube 🙂
      Untuk kursus, saya belum pernah tahu di mana kita bisa ikut kursus CAT tool. Mba Luna juga bisa belajar dari penerjemah yang sudah biasa menggunakan CAT tool.
      Kalau ada pertanyaan lain, silakan kirimkan lewat email agar bis lebih cepat saya balas, ya.

  3. Hai kak Khadis, saya mau curhat sedikit, saya sebelumnya sudah mencoba melamar dan ditolak sekitar 4-5x untuk role translator game, baik itu EN-ID ataupun ID-EN.

    Akhirnya saya kemarin dipanggil interview dan diberi semacam case study 1 lembar sheet Excel, dan sudah saya kerjakan. Tapi saya masih ragu dengan hasil jawaban saya kak, karena saya sudah cari dan tidak menemukan mentor ataupun kenalan sama sekali yang bisa membantu saya.

    Kalau dari kak Khadis sendiri apakah mungkin ada semacam komunitas atau kenalan yang dapat membantu saya, sebagai pemula translator, untuk memberi saran atau feedback terhadap hasil case study saya?

    Terima kasih sebelumnya

    • Hai Kak Maddy,

      Untuk komunitas, tentu ada cukup banyak, ya. Yang terbesar salah satunya mungkin HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia). Ada beberapa juga di Facebook dan (mungkin) di LinkedIn. Hanya saja, sayangnya saya tidak ikut komunitas mana pun. Jadi, jika Kak Maddy bergabung dengan salah satunya, saya kurang tahu, apakah mereka dapat membantu Kak Maddy.

      Untuk masuk ke agensi, sejauh yang saya tahu, model tes-nya hanya menerjemahkan teks sepanjang 200-300an kata. Saya kurang tahu kalau ada yang memberikan sebuah studi kasus. Dan kalau boleh tahu, studi kasus seperti apa? Apakah itu dari agensi asing, atau lokal?

      Lalu, kalau baru ditolak 4-5 kali, tenang saja. Ada ribuan agensi yang siap “dilamar”. Jadi, jangan patah semangat, ya!

Leave a Reply to Khadis Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.