Dunia penerjemahan, kalau boleh saya bilang, adalah salah satu dunia yang pekerjaannya hampir tidak ada habisnya. Pendatang baru pun demikian, tidak ada habisnya. Setiap hari ada saja yang baru akan memulai terjun ke dalamnya. Sampai hari ini bahkan saya masih sering mendapatkan email dan komentar di blog yang menanyakan cara menjadi penerjemah dan cara menjadi subtitler.

Saya rasa, sudah banyak sekali penerjemah senior yang memaparkan topik ini, baik di blog maupun di postingan media sosial. Tapi tak apa, akan sedikit saya ulas di sini, berdasarkan pengalaman versi saya sendiri.
Langkah-langkah berkarier di dunia penerjemahan itu hampir tidak ada bedanya dengan berkarier di dunia kerja bidang apa pun. Persiapan dan langkah terjun ke dalamnya kurang lebih sama:
1. Siapkan keterampilan (dan alat) yang dibutuhkan
Dalam hal menjadi penerjemah, maka keterampilan yang dibutuhkan antara lain:
- kemampuan bahasa (bahasa sumber dan bahasa target). Dapat diperoleh dari pendidikan (kuliah) maupun kursus intensif,
- kemampuan komunikasi,
- kemampuan manajemen waktu dan uang,
- kemampuan mengoperasikan CAT tools, baik yang offline maupun online. Jika ingin menjadi subtitler atau transcriber, maka harus bisa mengoperasikan perangkat lunak subtitling dan transcribing,
- kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan klien (misalnya MTPE),
2. Buat CV
Membuat CV untuk melamar ke agensi atau mengajukan penawaran ke calon klien potensial. Ada juga yang tidak suka CV, tapi lebih suka service offer. Silakan pilih yang mana saja, yang Anda suka. Keduanya berpotensi mendaratkan calon klien.
Bagaimana jika kita belum punya pengalaman, apa yang harus kita tuliskan di CV kita?
Jika belum memiliki pengalaman, maka harus mencari pengalaman. Jika masih kuliah, maka bisa magang di pusat bahasa kampus tempat Anda kuliah, ikut dosen yang juga sekaligus penerjemah, magang di perusahaan/agensi penerjemahan, atau bahkan ikut di organisasi atau forum yang menyediakan tempat bagi anggotanya untuk secara sukarela menerjemahkan konten-konten mereka. Contoh:
- Untuk penerjemah teks: Wikipedia
- Untuk penerjemah game: Warzone, Xonotic, SuperTux Kart, Freeciv, Open TTD, Wesnoth
- Untuk subtitler: TED
- Untuk penerjemah buku anak: Let’s Read Asia
Jika memang belum punya pengalaman profesional sama sekali, Anda dapat menyebutkan bahwa Anda telah berkontribusi pada penerjemahan di Wikipedia atau situs semacamnya (selain mungkin pengalaman magang).
3. Ajukan lamaran ke agensi atau buat penawaran langsung ke calon klien potensial
Nah, setelah CV jadi, maka kirimkan lamaran secara profesional ke berbagai agensi yang ada. Ada ribuan agensi yang menunggu lamaran dari kita. Silakan baca di sini.
Sedikit tips tentang mengajukan lamaran ke agensi:
a) Tentukan apakah Anda ingin menjadi penerjemah in-house atau freelance
b) Lakukan riset terlebih dahulu tentang agensi yang bersangkutan melalui internet (ProZ, translatorcafe, Glassdoor, Translator-Scammers, LinkedIn). Misalnya:
- Apakah mereka membutuhkan pasangan bahasa yang kita tawarkan?
- Apakah mereka memiliki reputasi yang bagus dalam hal komunikasi dan pembayaran?
- Metode pembayaran apa yang mereka gunakan (transfer bank, PayPal, dll)?
- Ke mana lamaran harus diajukan, apakah lewat formulir di web mereka atau langsung ke vendor manager mereka?
- Bagaimana zona waktu jam kerja mereka, apakah sama dengan kita atau terpaut berapa jam dengan kita?
4. Lakukan promosi secara berkelanjutan
Lakukan promosi secara berkelanjutan, misalnya melalui media sosial, agar jasa yang kita tawarkan dapat dilihat oleh calon pemberi kerja. Terutama kalau kita memilih bekerja secara freelance. Jika setelah kita mengajukan lamaran tidak kunjung ada balasan dari agensi atau calon klien, kirim email lanjutan, untuk memastikan bahwa mereka menerima email kita. Hal ini juga untuk mengingatkan mereka kepada kita, barangkali lamaran kita terselip atau bahkan belum terbaca—atau juga bisa sudah terhapus. Tapi, tetap lakukan konfirmasi dengan mengirim email lanjutan. Pastikan kita segera “dikenal” oleh agensi atau calon klien.
*****
Nah, itulah kira-kira gambaran besar langkah-langkah berkarier di dunia penerjemahan. Secara teori, sangat sederhana. Tapi pada praktiknya membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Persis seperti kita melamar kerja di bidang apa pun. Prosesnya mungkin akan memakan waktu, tergantung apakah “profil” kita menarik di mata agensi dan calon klien atau tidak. Profil ini tidak semata-mata profil di CV kita, tapi juga semenarik apa kita mempresentasikan diri kita saat mengirimkan lamaran.
Sedikit bercerita. Saya beberapa kali mendapatkan email yang isinya, “Bang, kalau ada kelebihan job, bolehlah dibagi dengan saya.”

Apa yang Anda pikirkan tentang orang ini? Aneh, kan? Kita tidak tahu siapa mereka, mereka tidak memperkenalkan diri, tiba-tiba minta pekerjaan.
Sama ketika kita melamar ke agensi misalnya. Tidak mungkin kita tiba-tiba mengirimkan email yang isinya kurang lebih sama seperti email yang masuk ke saya di atas. Kecuali jika kita memang orang yang kurang berpendidikan dan sedang sangat kepepet butuh pekerjaan. Pun, dengan cara seperti itu, tidak mungkin ada orang yang mau memberikan pekerjaan. Iya, kan?
Nah, adakah dari pembaca yang ingin menambahkan?