Pendahuluan

Anda pasti pernah atau bahkan sering:

  1. menerima file <.sdlxliff> dari agensi tempat Anda bekerja. Setelah Anda buka paket file tersebut, ternyata isinya adalah file-file <.idml>;
  2. diminta mengirim return package dalam format <.sdlrpx> dan juga clean file (misalnya dalam ekstensi <.doxc> atau lainnya);
  3. sebagai ketua tim pelokalan, menyiapkan file tab-delimited text <.txt> agar langsung dapat diterjemahkan di CAT tool oleh anggota tim Anda.

Pada kasus nomor 1 (satu) di atas, kira-kira, apakah file <.sdlxliff> disediakan oleh klien langsung, atau oleh “seseorang” di agensi tempat Anda bekerja?

Pada kasus nomor 2 (dua) di atas, siapakah yang akan memanfaatkan file <.sdlrpx>? Apakah klien akan langsung menggunakan paket file tersebut dalam proses produksi mereka? Ataukah akan ada proses lain sebelum klien dapat menggunakan hasil terjemahan kita?

Pada kasus nomor 3 (tiga) di atas, proses merepotkan apa yang sebenarnya Anda lakukan dan untuk apa?

Localization engineering adalah….

Ketiga aktivitas di atas dikategorikan sebagai localization engineering, yaitu kegiatan teknis yang meliputi, di antaranya:

  1. menganalisis kebutuhan penerjemahan seperti alat (misalnya CAT tool) dan alur kerja yang dibutuhkan;
  2. menyiapkan file agar dapat langsung diolah oleh penerjemah/editor/proofreader di CAT tool mereka, misalnya dengan mengimpor file ke CAT tool untuk dijadikan package berformat tertentu, atau mengonversinya agar dapat dengan mudah diimpor sendiri oleh si penerjemah/editor/proofreader;
  3. menyiapkan dan memelihara TM (Translation Memory), termbase, dan aset digital lainnya;
  4. mengekspor dan atau mengonversi kembali suatu file ke format yang siap dipakai oleh klien;
  5. membantu klien, penerjemah, editor, maupun proofreader jika ada kendala dengan file (file corrupt, tidak bisa dibuka, tidak kompatibel, dll.) atau bahkan kendala dengan CAT tool (pengaturan, instalasi plug-in, pemulihan package, dll.);
  6. mengintegrasikan kembali konten dan metadata situs web, modul, dan aplikasi.

Peran localization engineer sangat penting dalam proses penerjemahan, baik dalam tim berskala kecil maupun tim berskala besar seperti pada agensi penerjemahan—bahkan jika tim telah memanfaatkan TMS (Translation Management System) yang terintegrasi. Localization engineer menjadi “jembatan” yang mengurusi hal-hal super teknis antara klien, pengembang, project manager, penerjemah, editor, proofreader, dan semua anggota tim dari hulu sampai hilir.

Selain dilakukan secara khusus oleh seorang localization engineer (biasanya di perusahaan/agensi besar), proses-proses serupa di atas—pada level tertentu—juga  dapat dilakukan oleh kita sendiri. Misalnya ketika kita bekerja langsung dengan klien, atau kita punya tim kecil dalam proses penerjemahan.

Contoh sederhana proses aktivitas localization engineering:

  1. mengonversi file <.eps> dari Adobe Illustrator untuk diterjemahkan di SDL Trados dan MemoQ;
  2. memilih konten pada file tab-delimited text <.txt> untuk diterjemahkan di CAT tool;
  3. memilih kolom tertentu pada file Excel agar hanya kolom terpilih yang bisa diimpor ke CAT tool;
  4. mengolah file plain bilingual Excel di SDL Trados (tanpa plug-in);
  5. memulihkan file <.sdlxliff> yang rusak karena proses batch find and replace;

Nah, proses apa yang pernah Anda lakukan yang bisa dikategorikan sebagai localization engineering? Bagikan di kolom komentar, ya!

Referensi

  1. What is localization engineering
  2. What is localization engineering?
  3. Why do you need a localization engineer
  4. Localization Engineers: Taking Technology Around the World
  5. Localization engineers – what do they do?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.