Seperti yang rekan-rekan ketahui, di industri penerjemahan itu, ada banyak sekali pekerjaan yang saling terkait. Selain pekerjaan menerjemahkan, merevisi, dan proofread, ada juga pekerjaan DTP, subtitling, transcribing, pembuatan glosarium, localization engineering, dan lain-lain. Karena saling terkait, seorang penerjemah biasanya dituntut untuk mampu melakoni lebih dari satu fungsi. Jadi, bukan hanya bisa menerjemahkan saja, tapi kadang juga harus bisa subtitling dan transcribing, atau DTP dan subtitling, atau kombinasi semuanya.

Baca juga tentang:

Nah, ada satu keterampilan lagi yang mungkin sering luput dari perhatian ketika kita memutuskan untuk terjun ke dunia penerjemahan, yaitu manajemen proyek atau project management. Keterampilan ini sangatlah penting agar semua proses dan aktivitas terkait tugas atau proyek yang kita kerjakan berjalan sesuai dengan alurnya.

Belakangan ini, saya sedang sangat tertarik untuk mendalami keterampilan manajemen proyek. Selain, siapa tahu—ehem—suatu hari nanti naik tingkat menjadi seorang project manager (PM) (siapa tahu kan, ya?), juga karena saya merasa bahwa saya sangat perlu meningkatkan kemampuan di sisi manajemen tugas dan proyek untuk kebutuhan pribadi.

Selama ini, karena saya bekerja untuk agensi, saya sangat bergantung pada TMS (Translation Management System) milik agensi. Namun belakangan, kesadaran untuk memiliki sistem manajemen tugas dan proyek sendiri semakin menguat. Terlebih, untuk “memantau” kemajuan dan riwayat karier saya sendiri di bidang penerjemahan. Di samping itu, sebagus apa pun TMS milik agensi, suatu saat tidak akan dapat saya akses jika kami tidak meneruskan kerja sama. Apalagi, yang namanya bekerja untuk sebuah agensi, artinya saya tidak punya kendali atas manajemen job yang sedang saya pegang karena yang mengendalikan manajemen job ya si PM di agensi tersebut, dan saya hanya sebagai si pelaksana job.

Berbeda jika kita bekerja untuk klien langsung, maka kita-lah yang mengendalikan job dari mereka dan oleh karenanya kita harus memiliki keterampilan project management yang bagus. Inilah yang kali ini akan kita kupas tipis-tipis.

Nah, sebenarnya apa itu manajemen proyek (project management)?

Singkatnya, dan sesuai dengan istilahnya, manajemen proyek adalah suatu aktivitas mengelola suatu proyek. Mulai dari perencanaan, analisis sumber daya dan risiko, opsi-opsi dalam menjalankan proyek, pengawasan pelaksanaan proyek, sampai penyelesaian sebuah proyek (pengiriman deliverables, evaluasi, dan umpan balik beserta implementasinya).

Di industri penerjemahan, rekan-rekan yang sudah terjun sebagai penerjemah pastinya sudah hafal dengan tugas dan fungsi seorang project manager (PM). Bahkan rekan-rekan, terutama yang memilih jalur sebagai seorang freelancer, juga pasti sudah menjalankan proses manajemen proyek sama seperti seorang PM, entah secara terstruktur dan terorganisasi, maupun dengan cara yang sederhana. Misalnya mencatat job dari siapa saja, kapan tenggatnya, berapa besaran fee-nya, dst.

Manajemen proyek ini sangat penting, karena merupakan salah satu instrumen bisnis, seberapa pun besarnya skala bisnis tersebut. Dalam praktiknya, manajemen proyek memiliki fungsi vital untuk mencatat, menganalisis, memproyeksikan, melaporkan, serta mendokumentasikan suatu proyek.

Nah, bagi rekan-rekan pembaca yang ingin atau baru saja terjun ke industri penerjemahan, sangat penting membekali diri dengan keterampilan project management ini. Terutama jika rekan-rekan berstatus sebagai seorang freelancer yang tentu akan sering mengerjakan banyak tugas sekaligus dalam satu waktu. Sebenarnya, baik freelancer yang bekerja dengan agensi ataupun dengan klien langsung, kita tetap butuh keterampilan ini. Tanpa keterampilan project management, rekan-rekan bisa kelabakan karena gagal mengatur prioritas job-job yang sedang dikerjakan, atau bahkan sampai lupa membuat invoice.

Di mana kita bisa mempelajari keterampilan project management ini?

Ada banyak sekali kursus daring yang bisa kita akses. Misalnya di edX, Udemy, Coursera, Alison, dll. Kebanyakan dari kursus-kursus tersebut adalah kursus berbayar. Tapi jika arahnya untuk peningkatan karier, harga-harga yang ditawarkan saya rasa sangat layak. Tinggal seleksi saja sesuai dengan kebutuhan.

Contoh kursus project management secara online:

Bagaimana kalau rekan-rekan tidak punya cukup waktu dan/atau anggaran untuk belajar di edX atau lainnya?

Tenang, saya ada solusi kilat sementara.

Salah satu “produk” project management adalah lembar progress tracker yang bisa rekan-rekan pelajari secara instan. Contoh dan templatnya ada banyak, baik dalam format Excel maupun Google Sheet, dan dapat rekan-rekan modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Tentu lembar semacam progress tracker tidak sepenuhnya mewakili kemampuan manajemen proyek. Tapi dari lembar progress tracker kita bisa mempelajari “rangkuman” komponen yang dibutuhkan dalam mengelola sebuah pekerjaan atau proyek—seperti yang saya katakan di atas, ini hanya “solusi kilat sementara”. Untuk kemampuan riilnya, harus dipelajari salah satunya melalui pelatihan dan/atau kursus.

Untuk lembar progress tracker, kebetulan saya juga sedang mencoba menyusun ulang lembar pribadi yang selama ini saya gunakan, berdasarkan kebutuhan saya. Rekan-rekan pembaca dapat mengintip, meniru, dan memodifikasinya dari sini.

Jadi, selain berstatus menjadi penerjemah, sudah siap menyandang gelar project manager? Hehehe….

2 thoughts on “Belajar Tentang Project Management

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.