Definisi pekerjaan yang menyenangkan itu bisa bermacam-macam, tergantung pekerjaan apa yang kita lakukan, berapa durasinya, berapa bayarannya, di mana mengerjakannya, dan lain sebagainya. Sayangnya semua kondisi ideal tidak mungkin selalu ada. Mungkin pekerjaannya sedikit, tetapi beban moralnya sangat besar. Atau bayarannya fantastis, tetapi banyak pressure dan juga harus jauh dari rumah, dst. Itu wajar, ya?
Nah, kalau berhubungan dengan pekerjaan penerjemahan, apa sih yang membuat kita jauh lebih enjoy dalam menerjemahkan?
1. Menerjemahkan materi yang sesuai dengan bidang atau minat kita
Jelas. Bagi saya yang berlatar belakang pendidikan di dunia IT, mengerjakan teks IT jauh lebih “mudah” karena gaya teks, istilah, sampai ke ranah teknis dunia IT saya memahaminya dengan sangat baik.
Sama, jika Anda berlatar belakang atau memiliki minat yang sangat besar, misalnya, pada budaya jejepangan, pasti Anda akan sangat enjoy menerjemahkan manga, brosur wisata Jepang, dan semua yang berbau kultur Jepang. Atau jika Anda penerjemah yang punya minat besar terhadap dunia otomotif, maka Anda akan sangat fasih dengan tren otomotif sampai ke urusan suku cadang kendaraan bermotor.
2. Menerjemahkan materi dari produk yang kita gunakan sehari-hari
Hampir sama dengan poin nomor 1 di atas, menerjemahkan materi dari produk yang kita gunakan dalam keseharian kita juga akan meningkatkan suasana hati.
Bayangkan, misalnya Anda menggunakan kosmetik yang sama selama bertahun-tahun sampai Anda hafal varian kemasannya dari tahun ke tahun. Hafal dengan isi label di kemasannya tentang cara pakai dan komposisinya, bahkan sampai tahu profil perusahaan pembuatnya.
Nah, “kedekatan” kita terhadap produk yang kita gunakan juga bisa membuat kita senang selama menerjemahkan materi produk tersebut.
Kalau saya, yang paling menyenangkan adalah menerjemahkan game yang game itu saya mainkan setiap hari atau telah saya mainkan selama beberapa tahun. Game favorit, lah. Itu jelas terasa amat sangat menyenangkan. Saya dapat membayangkan serta benar-benar tenggelam dalam suasana & jalan ceritanya, sampai bisa membaca dialog dengan nada pemain utama atau NPC tertentu. Yang menyenangkan lagi, kalau di akhir proyek juga mendapatkan final score: 100% flawless. Yay!!!
3. Menerjemahkan materi serupa yang sebelumnya sudah dikerjakan bersama mitra lain
Ini sering saya alami. Misalnya saya menerjemahkan produk A bersama agensi X di tahun 2020, namun di tahun 2021 saya menerjemahkan produk A bersama agensi Y.
Ini memang sekadar berganti “mitra kerja”. Namun, ketika agensi C bertanya apakah saya punya pengalaman menerjemahkan produk yang serupa dengan produk A tadi, saya dapat dengan percaya diri menjawab: “pernah, bahkan di tahun sebelumnya saya menerjemahkan dokumen milik produsen produk A tersebut.”
Tentu, karena sebelumnya sudah pernah, menerjemahkan dokumen produk A kali ini akan terasa lebih “ringan” & jauh lebih percaya diri. Apalagi misalnya kita juga telah memiliki TM & TB dari proyek sebelumnya. Wah, itu sangat membantu!
4. Menerjemahkan materi milik klien lama yang sempat pindah ke “lain hati”
Rasanya sangat puas ketika klien lama yang sempat “berpaling” ke penerjemah lain—misalnya karena tarif si penerjemah ini lebih murah dari kita—akhirnya kembali ke kita. Selain rasa puas, juga ada rasa bangga di sana karena ternyata kualitas kita terbukti lebih memberikan kepuasan bagi klien.
5. Menerjemahkan dengan menggunakan tool yang kita kuasai
SDL Trados, Wordfast, memoQ, adalah tool “modern” yang amat sangat familier bagi mayoritas penerjemah profesional. Tapi bagaimana jika klien ada yang minta menggunakan tool seperti Translation Workspace Server, Across, T-Stream, Alchemy Catalyst, atau lainnya? Nah, jika ternyata klien menginginkan kita menggunakan tool yang jarang atau sudah jarang dipakai namun kita menguasainya, itu juga akan menimbulkan rasa gembira sekaligus percaya diri. Kalau kata mentor saya dulu, “tidak ada kata ‘tidak bisa’ atau ‘tidak tahu’. Semua bisa dipelajari”.
Nyatanya memang demikian. Saya sering diminta menggunakan tool yang sudah jarang dipakai mayoritas penerjemah—misalnya tool yang sudah dihentikan dukungannya oleh pengembangnya atau sudah discontinued, atau yang seringnya hanya dipakai di industri tertentu—atau tool yang dikembangkan sendiri oleh klien. Dalam hal ini, terima pekerjaannya, pelajari tool-nya, beres. Kebanyakan tool memiliki cara kerja yang hampir sama, jadi tidak akan butuh waktu lama untuk mempelajarinya.
Nah, itu dia 5 “kriteria” pekerjaan yang menyenangkan versi saya. Kalau versi Anda, bagaimana? Tulis di bagian komentar, ya.