Belajar Menggunakan Project Management Tool

Pada tulisan yang lalu di sini, saya sedikit membahas tentang manajemen proyek atau project management. Nah, kali ini saya akan coba menjelaskan secara singkat tentang sebuah tool dan/atau layanan yang dapat kita gunakan untuk mengelola proyek atau tugas-tugas kita. Kali ini saya akan mengambil satu layanan dari sekian banyaknya layanan yang tersedia di pasaran, yaitu monday.com. Read More

Cara Membandingkan Dua File Xliff yang Sama Hasil Terjemahan dan Revisi

Ada kalanya, ketika kita melakukan proofreading ataupun LQA, file akan bolak-balik dan keluar-masuk ke sistem kita. Misalnya, setelah suatu dokumen selesai di-proofread dan dikirimkan ke klien, kadang dokumen dikembalikan lagi oleh klien ke kita untuk kembali diperiksa apakah feedback dari kita telah diimplementasikan dengan semestinya—oleh penerjemah maupun editor—atau belum. Read More

QA Distiller: Dulu Harganya Ribuan Dolar, Sekarang Gratis

Gara-gara mengulas soal serial number Verifika, saya jadi ingat kalau dulu saya pernah mengerjakan suatu proyek penerjemahan yang oleh klien hasil kerja saya di-QA ulang (oleh pihak internal klien) menggunakan tool bernama QA Distiller. Saat itu saya cukup penasaran dengan tool yang satu ini, karena hasil QA Xbench saya seperti “tidak berguna” sehingga harus di-QA ulang dengan tool lain.

Unduh QA Distiller di sini. [Laporkan tautan bermasalah]

Sekilas tentang QA Distiller

Saya pun akhirnya mencari tahu soal QA Distiller ini, yang kemudian rasa penasaran saya menguap begitu saja. Karena seingat saya, pada saat itu tidak ada versi trial dari QA Distiller yang bisa dijajal. Tool ini pun harganya selangit. Saya lupa saat itu harganya berapa dolar, yang jelas mahal dan membuat saya tidak tertarik untuk membeli lisensinya. Lalu ketika saya melakukan riset untuk tulisan ini, saya mendapati informasi kalau dulu, harga lisensi QA Distiller adalah sekitar seribu dolar. Sepuluh kali lipat dari harga Xbench dan Verifika yang hanya ada di kisaran seratus dolar.

Antarmuka QA Distiller

Antarmuka QA Distiller

Baca juga: Akankah Okapi Checkmate dapat menggantikan Xbench?

Nah, ketika saya mencari lagi informasi tentang QA Distiller ini, ternyata pada bulan April 2020 yang lalu, pihak Yamagata Europe selaku pengembang QA Distiller telah memutuskan untuk menggratiskan tool “istimewa” ini. Untunglah selama ini saya tidak jadi membelinya, karena selain harganya selangit, tool yang satu ini juga tergolong jarang digunakan oleh mayoritas klien dan mitra kerja saya. Tidak terbayang jika saya mahal-mahal membeli lisensinya, eh ternyata sekarang gratis. Kalaupun pernah ada yang meng-QA ulang pekerjaan saya dengan QA Distiller, itu sudah lama sekali dan hanya terjadi satu kali.

Lalu, apakah sekarang QA Distiller tetap layak untuk dimiliki dan digunakan dalam pekerjaan penerjemahan sehari-hari?

QA Distiller adalah tool profesional dengan fitur yang cukup lengkap. Sama seperti Xbench dan Verifika. Bahkan seingat saya tool ini digunakan sebagai standar QA di Yamagata Europe, pengembang QA Distiller sekaligus agensi penerjemahan yang berbasis di Belgia. Selain itu, tool ini juga diklaim akan tetap mendapatkan dukungan teknis dan pembaruan. Jadi, gratis + profesional akan menjadi kombinasi yang menguntungkan. Betul?

Baca dulu: Serial Number Verifika

Tapi tunggu dulu. Betulkah menggunakan QA Distiller itu dapat “menguntungkan” kita?

Jawaban saya: belum tentu, karena tergantung beberapa faktor, seperti dengan siapa kita bekerja. Jika kita bekerja untuk agensi Yamagata Europe, mungkin akan diwajibkan menggunakan QA Distiller ini—entahlah.

Saya pribadi, bekerja secara aktif dengan tiga agensi asing yang ketiganya lebih banyak menggunakan Xbench sebagai standar QA. Saya tidak tahu, apakah jika saya “beralih” menggunakan QA Distiller, agensi akan meminta QA ulang dengan Xbench atau tidak. Jika ternyata mereka menginginkan hasil QA dengan Xbench, berarti saya harus bekerja dua kali (membuang waktu) dan harus tetap mengeluarkan uang untuk membeli lisensi Xbench.

QA Distiller mungkin cocok bagi orang yang akan atau baru terjun di industri penerjemahan dan baru memiliki klien sedikit serta belum berani mengalokasikan dana untuk membeli lisensi tool untuk QA. Atau, jika volume pekerjaan kita kecil, klien kita bukan perusahaan IT dunia, atau mitra kerja kita bukan agensi asing. Karena sepengalaman saya, perusahaan IT dunia dan agensi asing lebih suka hasil QA dengan Xbench dan/atau Verifika. Ini pengalaman pribadi, lho.

Atau, apakah rekan-rekan pembaca ada yang punya pengalaman pribadi menggunakan QA Distiller secara aktif dalam pekerjaan penerjemahan sehari-hari? Mohon bagikan pengalaman dan pendapatnya di kolom komentar, ya.

Serial Number Verifika

Sedang mencari serial number Verifika, QA tool alternatif dari Xbench?

Jika Anda sedang membutuhkan crack, serial number, activator, maupun patch untuk “membajak” Verifika, maka yakinlah, Anda akan sangat kesulitan menemukannya. Lagipula, harga Verifika di situs web resminya, tidaklah terlalu mahal. Pada saat artikel ini saya tulis, harganya adalah 110 USD/tahun untuk pengguna individu. Belilah lisensi resmi yang “halal” dan tidak membahayakan komputer Anda. Karena jikapun Anda mendapatkan crack-nya, bisa jadi perangkat lunak mungil tersebut membawa virus atau malware berbahaya. Read More

Apa Saja Aktivitas Di Balik Proses Penerjemahan?

Apa sih, yang dilakukan oleh seorang penerjemah selain menerjemahkan?

Bagi yang memiliki multitalenta, mungkin ia juga akan mengerjakan proyek transkripsi, voice-over, penjurubahasaan, DTP, atau lainnya. Atau, kombinasi kesemuanya.

Tapi apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang penerjemah di balik satu proyek yang sedang dikerjakan olehnya? Atau sederhananya, saat ia sedang mengerjakan suatu proyek, aktivitas apa saja yang dilakukan untuk mendukung kerjanya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tuntutan kliennya? Read More

Belajar Tentang Project Management

Seperti yang rekan-rekan ketahui, di industri penerjemahan itu, ada banyak sekali pekerjaan yang saling terkait. Selain pekerjaan menerjemahkan, merevisi, dan proofread, ada juga pekerjaan DTP, subtitling, transcribing, pembuatan glosarium, localization engineering, dan lain-lain. Karena saling terkait, seorang penerjemah biasanya dituntut untuk mampu melakoni lebih dari satu fungsi. Jadi, bukan hanya bisa menerjemahkan saja, tapi kadang juga harus bisa subtitling dan transcribing, atau DTP dan subtitling, atau kombinasi semuanya. Read More

Cara Menghitung Tarif Terjemahan (Lagi)

Baca dulu: Cara Menghitung Tarif Terjemahan

Ada yang menarik di artikel saya yang tersebut di atas. Ada salah satu pembaca yang bertanya di kolom komentar, “seberapa jauh seorang penerjemah pemula harus merendahkan tarifnya agar ‘kebagian’ pekerjaan penerjemahan dan mendapatkan pengalaman?”. Mengingat hari ini kompetisi di dunia penerjemahan profesional sangat ketat dan dengan adanya machine translation, penentuan tarif memang saya rasa jadi sedikit dilematis. Banyak sekali opsi yang ditawarkan oleh calon klien dan agensi. Mulai dari tarif yang “wajar”, sampai tarif yang tidak masuk akal. Read More

Mau Berkarier Sebagai Penerjemah Di Bidang IT?

Ingin, berkarier sebagai seorang penerjemah di bidang IT? Masih bingung, di mana tempatnya belajar sekaligus praktik menjadi penerjemah? Bagaimana kalau kita mulai dari sini, dari artikel ini?

Sebenarnya, saya sudah beberapa kali menulis artikel tentang bagaimana serta di mana belajar dan praktik sebagai penerjemah. Coba deh, baca satu per satu artikel di bawah ini. Mudah-mudahan pertanyaan rekan-rekan calon penerjemah dapat terjawab. Read More

Apa itu Localization Engineering?

Pendahuluan

Anda pasti pernah atau bahkan sering:

  1. menerima file <.sdlxliff> dari agensi tempat Anda bekerja. Setelah Anda buka paket file tersebut, ternyata isinya adalah file-file <.idml>;
  2. diminta mengirim return package dalam format <.sdlrpx> dan juga clean file (misalnya dalam ekstensi <.doxc> atau lainnya);
  3. sebagai ketua tim pelokalan, menyiapkan file tab-delimited text <.txt> agar langsung dapat diterjemahkan di CAT tool oleh anggota tim Anda.

Pada kasus nomor 1 (satu) di atas, kira-kira, apakah file <.sdlxliff> disediakan oleh klien langsung, atau oleh “seseorang” di agensi tempat Anda bekerja?

Pada kasus nomor 2 (dua) di atas, siapakah yang akan memanfaatkan file <.sdlrpx>? Apakah klien akan langsung menggunakan paket file tersebut dalam proses produksi mereka? Ataukah akan ada proses lain sebelum klien dapat menggunakan hasil terjemahan kita?

Pada kasus nomor 3 (tiga) di atas, proses merepotkan apa yang sebenarnya Anda lakukan dan untuk apa?

Read More

Cara (Baru) Menjadi Subtitler TED

Sampai saat ini, mayoritas pembaca blog ini didominasi orang-orang yang ingin belajar menjadi seorang subtitler. Banyak yang meninggalkan komentar maupun menghubungi langsung melalui surel, menanyakan cara menjadi subtitler.

Sebenarnya, dulu saya sudah pernah membahas cara menjadi subtitler TED di sini. Di tulisan lama saya tersebut, saya menerangkan dengan cukup detail tentang tahap demi tahap menjadi seorang subtitler di TED. Mulai dari mendaftar, login ke platform, dan memilih video untuk diterjemahkan subtitle-nya.

Hanya saja, kini TED telah sedikit berubah. Dulu, untuk menerjemahkan subtitle, TED menggunakan platform bernama Amara. Sedangkan sekarang, TED menggunakan platform CaptionHub.

Read More