Pekerjaan yang Menyenangkan Itu…

Definisi pekerjaan yang menyenangkan itu bisa bermacam-macam, tergantung pekerjaan apa yang kita lakukan, berapa durasinya, berapa bayarannya, di mana mengerjakannya, dan lain sebagainya. Sayangnya semua kondisi ideal tidak mungkin selalu ada. Mungkin pekerjaannya sedikit, tetapi beban moralnya sangat besar. Atau bayarannya fantastis, tetapi banyak pressure dan juga harus jauh dari rumah, dst. Itu wajar, ya?

Nah, kalau berhubungan dengan pekerjaan penerjemahan, apa sih yang membuat kita jauh lebih enjoy dalam menerjemahkan?

Read More

Perhatikan: Penerjemah Freelance, Kalian Harus Punya Skill Ini

Syarat pertama dan utama menjadi seorang penerjemah profesional tentu adalah memiliki kemampuan bahasa sumber dan bahasa target yang mumpuni. Sayangnya, kemampuan bahasa saja tidak cukup jika kita berniat menjadi seorang penerjemah profesional. Ada banyak skill pendukung yang wajib kita kuasai karena akan ada banyak hal yang harus kita tangani sendiri. Sebut saja kemampuan manajemen, pemasaran, dan beragam kemampuan teknis. Terkait kemampuan-kemampuan ini, saya sudah pernah mengulasnya di tulisan-tulisan saya sebelumnya.
Read More

Apa Saja Aktivitas Di Balik Proses Penerjemahan?

Apa sih, yang dilakukan oleh seorang penerjemah selain menerjemahkan?

Bagi yang memiliki multitalenta, mungkin ia juga akan mengerjakan proyek transkripsi, voice-over, penjurubahasaan, DTP, atau lainnya. Atau, kombinasi kesemuanya.

Tapi apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang penerjemah di balik satu proyek yang sedang dikerjakan olehnya? Atau sederhananya, saat ia sedang mengerjakan suatu proyek, aktivitas apa saja yang dilakukan untuk mendukung kerjanya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tuntutan kliennya? Read More

Apa itu Localization Engineering?

Pendahuluan

Anda pasti pernah atau bahkan sering:

  1. menerima file <.sdlxliff> dari agensi tempat Anda bekerja. Setelah Anda buka paket file tersebut, ternyata isinya adalah file-file <.idml>;
  2. diminta mengirim return package dalam format <.sdlrpx> dan juga clean file (misalnya dalam ekstensi <.doxc> atau lainnya);
  3. sebagai ketua tim pelokalan, menyiapkan file tab-delimited text <.txt> agar langsung dapat diterjemahkan di CAT tool oleh anggota tim Anda.

Pada kasus nomor 1 (satu) di atas, kira-kira, apakah file <.sdlxliff> disediakan oleh klien langsung, atau oleh “seseorang” di agensi tempat Anda bekerja?

Pada kasus nomor 2 (dua) di atas, siapakah yang akan memanfaatkan file <.sdlrpx>? Apakah klien akan langsung menggunakan paket file tersebut dalam proses produksi mereka? Ataukah akan ada proses lain sebelum klien dapat menggunakan hasil terjemahan kita?

Pada kasus nomor 3 (tiga) di atas, proses merepotkan apa yang sebenarnya Anda lakukan dan untuk apa?

Read More

Brace Yourselves, Peak Season Is Coming

Libur natal dan tahun baru sebentar lagi. Bagi saya pribadi, momen seperti ini menjadi salah satu momen yang paling menyenangkan. Betapa tidak, selama para penerjemah in-house di agensi-agensi penerjemahan sedang menikmati masa liburan mereka, biasanya saya akan sedikit “kebanjiran” pekerjaan tambahan. Inilah peak season bagi freelancer seperti saya 🙂

Apa saja yang harus kita persiapkan untuk menghadapi peak season? Dan, bagaimana sebaiknya kita menyiasati kemungkinan banyaknya pekerjaan tambahan sementara kita juga ingin menikmati masa-masa liburan? Read More

Apa yang Dilakukan Penerjemah Selain Menerjemahkan?

Dulu, ketika pertama kali saya dilatih sebagai penerjemah, saya “hanya” disiapkan untuk mampu menerjemahkan teks, tidak disiapkan untuk pekerjaan tambahan lainnya. Semula pekerjaan menerjemahkan adalah pekerjaan mengalihbahasakan semata. Tapi ternyata, menerjemahkan pun ada variannya, misalnya saja transcreation. Selain itu, penerjemah juga kadang diminta untuk melakukan revisi terhadap hasil kerja penerjemah lainnya, proofreading, cultural review, voice over (bagi yang memiliki suara bagus dan berkarakter), subtitling, dan lain-lain.

Berikut beberapa uraian singkat mengenai tugas penerjemah:

Transcreation

Transcreation atau transkreasi adalah pekerjaan translate and create, menerjemahkan tapi dengan cara menggubah teks sumber ke dalam bahasa target yang bisa dibilang sama sekali baru. Kalau dirunut kata per kata akan terasa berbeda dengan teks aslinya (teks sumber bisa saja “hilang” dalam teks terjemahannya) namun tetap memiliki makna yang sama dan pesan bisa tersampaikan. Ada juga yang berpendapat bahwa transcreation adalah gabungan antara penerjemahan dan copywriting. Biasanya tugas transcreation terdapat pada konten marketing dan video game.

Transcreation is the process of “adapting marketing content so that the words and the meaning carry the same weight in different cultures”. (Caitlin Nicholson)

Yang dimaksud teks sumber “hilang” pada teks terjemahannya misalnya begini:

  1. Teks sumber memiliki frasa atau kalimat yang mengandung idiom, majas, maupun peribahasa, sehingga harus dicari padanannya dalam bahasa target yang sesuai;
  2. Istilah pada teks sumber perlu disesuaikan dengan istilah pada bahasa dan budaya setempat. Malah seringnya bisa menggunakan dialek setempat, tidak melulu menggunakan ragam bahasa formal, misalnya: rasanya nge-hits buangets!

Pekerjaan transcreation ini memaksa penerjemah untuk menjadi superkreatif karena biasanya teks sumber “tidak dapat diterjemahkan” dengan cara biasa. Misalnya saja tagline sebuah iklan atau produk yang seringnya tidak dapat diterjemahkan secara harfiah. Butuh pemahaman terhadap filosofi produk, memahami pangsa pasarnya, dst. Hal ini diperlukan agar bahasa target yang disusun tidak menimbulkan tafsir ganda, dapat diterima oleh pasar lokal yang dituju, dan tidak terasa berasal dari bahasa asing.

Bagi saya sendiri, transcreation adalah tugas “terberat” dan baru dua atau tiga kali mengerjakannya (dengan mati-matian).

Baca juga: Get Creative with Transcreation.